RN - Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan diminta segera memecat Direktur Utama PAM JAYA, Priyatno Bambang Hernowo.
Pasalnya, ribuan warga Luar Batang, Jakarta Utara terganggu dalam menjalankan ibadah Ramadan akibat tidak adanya pasokan air bersih ke rumah mereka. Anehnya, pasokan air bersih itu berjalan normal ke apartemen dan pemukiman elit di sekitar Luar Batang.
"Pasokan air PAM ke Luar Batang sudah 2 hari tidak mengalir. Dan aneh, ini terjadi setiap tahun, setiap bulan Ramadan selalu begini. Sebaiknya pak Gubernur pecat saja Dirut PAM, ganti dengan orang yang benar-benar profesional," ujar Anggota Fraksi Demokrat DPRD DKI Jakarta, Faisal, di Jakarta, Sabtu (8/5/2021).
BERITA TERKAIT :Menurutnya, pasokan air bersih ini benar-benar tidak mengalir sejak awal bulan Ramadan selama 15 hari. Namun, beberapa hari kemudian mengalir pasokan air bersih hanya pada dini hari lalu mati lagi.
"Sebelum bulan Ramadan, air bersih selalu mengalir baik pagi, siang, maupun malam. Tapi, sekarang di bulan Ramadan, seperti zaman penjajahan, Pasokan air dijatah. Jam 1 atau jam 2 dini hari mengalir sampai subuh. Setelah itu, pasokan air mati lagi," katanya.
Dari informasi petugas, ungkapnya, gangguan pasokan air bersih itu dikarenakan ada kerusakan mesin pompa air di Jl. Gajah Mada.
Namun, tegasnya, alasan klasik itu tidak masuk akal. Sebab, ungkapnya, Apartemen Mitra Bahari, Apartemen Pluit Sivie dan beberapa pemukiman elit dekat Luar Batang tidak pernah mengalami gangguan pasokan air.
"Kan berarti ada kran air yang sengaja dimatikan. Akhirnya, jamaah mesjid luar batang tidak ada air. Sementara, penggantinya dari tanki air curah, tapi dia ngirim tanki air juga. Solusinya kaya anak kecil aja, tanki air dulu. Padahal, buka saja krannya, selesai masalah ini," tuturnya.
Pengurus Mesjid Luar Batang, Daeng Mansyur Amin juga mengeluhkan hal serupa. Menurut Mansur, gangguan air tersebut berdampak besar bagi kebutuhan mesjid. Namun, mesjid terbantu lantaran memiliki stok air hasil dari penyimpanan di beberap toren yang disediakan pihaknya.
Bahkan, tidak hanya di mesjid, Mansur juga menyebutkan toren air itu disimpan juga di pemakaman. Namun, belum juga mencukupi. Sehingga, ia mengatakan, kebutuhan air mesti di oplos menggunakan air sumur.
"Termasuk untuk mesjid, karena mesjid dengan warga itu satu jalur. Warga terdampak banyak banget untuk memenuhi kebutuhan selama tersendat, kita kan ada simpanan air, karena sudah bertahun-tahun ngalamin hal kaya gini, akhirnya kita punya banyak stok air. Kita ada banyak toren segala macam apa di pemakaman juga ada toren segala macam, itu engga cukup, tadi aja kita oplos sama air sumur," kata Mansur.
Mansur mengaku, dirinya sudah pernah mengadukan persoalan air tersebut kepada Gubernur Anies saat melakukan kunjungan ke mesjid Luar Batang. Namun, dirinya mengaku awalnya optimis ada perbaikan setelah disampaikan langsung kepada Gubernur. Nyatanya, ucap Mansur semakin hari, gangguan air semakin parah.
"Ini bukan persoalan dua hari, ini persoalan udah bertahun-tahun, bahkan waktu Pak Anies datang saya kan ngomong, Indonesia merdeka udah lama kan saya bilang, tapi kalau dalam masalah air, kita rasanya belum merdeka saya bilang. Saya sampaikan ke beliau tentang masalah air ini tentang keluhan warga, perkiraan saya dengan laporan ke Pak Anies air jadi lebih bagus ya, ternyata habis laporan malah tambah parah, jadi saya bingung laporan sama siapa lagi kalau kaya gini," pungkasnya.
Senada dengan Faisal, Mansur juga berharap Gubernur Anies tegas segera mengganti Direktur PAM Jaya guna perbaikan citra, pelayanan dan kinerja PAM Jaya kedepannya.