Berita Indonesia terkini politik, ekonomi, megapolitan , Politik, senayan, nasional balaikota, olahraga, lifestyle dan hiburan ditulis lengkap dan mendalam - Radarnonstop.co

Jumlah Orang Miskin DKI Naik, Gara-Gara Corona Dan PHK Di Mana-Mana  

NS/RN | Kamis, 15 April 2021
Jumlah Orang Miskin DKI Naik, Gara-Gara Corona Dan PHK Di Mana-Mana  
Ilustrasi
-

RN - Jumlah orang miskin di Jakarta naik. Penyebabnya adalah Corona. 

Sejak Corona melanda negeri ini pada Maret 2020, banyak karyawan kena PHK. Bahkan, pedagang dan perusahaan banyak juga yang tutup karena rugi. 

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengungkap jumlah warga miskin di Jakarta naik saat pandemi Corona atau COVID-19. Anies meminta jajarannya bergerak cepat agar jumlah warga miskin bisa berkurang.

BERITA TERKAIT :
Duit Bansos DKI Rp 802 Miliar, Jangan Sampai Yang Kaya Dapat Bantuan
Rakyat Menderita Saat Corona, Koruptor Malah Beli Pabrik Air Minum Di Bogor

"Bila dahulu masyarakat berekonomi lemah atau rentan jumlahnya lebih sedikit, ketika masa pandemi meningkat agak besar. Karena itu, di 2022, perlu ada keseriusan untuk membuat program terkait kesejahteraan rakyat secara langsung, khususnya di aspek kesehatan pendidikan dan aspek kegiatan usaha ukuran mikro dan kecil," kata Anies Baswedan dalam Musrenbang Provinsi DKI Jakarta 2021 yang digelar secara virtual, Rabu (14/4/2021).

Anies tak memaparkan detail angka peningkatan warga miskin di Jakarta selama pandemi Corona. Meski demikian, berdasarkan data BPS Jakarta, jumlah penduduk miskin di DKI pada 2020 memang meningkat dibanding tahun sebelumnya.

BPS menyebut penduduk miskin di DKI Jakarta pada 2018 berjumlah 373 ribu jiwa. Jumlah penduduk miskin kemudian turun pada September 2019 menjadi 362 ribu jiwa.

Penduduk miskin di DKI Jakarta kemudian meningkat pada 2020 menjadi 481 ribu jiwa. Pandemi Corona sendiri diketahui terjadi pada 2020.

Dia mengatakan perbaikan ekonomi harus memperhatikan ekonomi mikro. Menurutnya, jumlah usaha mikro di Jakarta sangat besar.

"Kita juga harus mengedepankan program-program untuk recovery ekonomi, bukan sekadar untuk memfasilitasi industri besar, menengah, tapi juga harus memberikan secara khusus perhatian pelaku mikro yang jumlahnya amat besar di Jakarta," jelasnya.

Dia meminta regulasi di bidang ekonomi bisa mendorong sektor swasta berjalan cepat. Dengan begitu, kata Anies, pemulihan ekonomi bisa berjalan optimal.

"Cepatnya sektor swasta bergerak akan sangat berdampak pada penyerapan tenaga kerja, dalam pajak pendapatan daerah, itu semua memiliki implikasi yang langsung di dalam recovery kita," ujar Anies.