Berita Indonesia terkini politik, ekonomi, megapolitan , Politik, senayan, nasional balaikota, olahraga, lifestyle dan hiburan ditulis lengkap dan mendalam - Radarnonstop.co
Data BNN

Corona Bikin Jenuh, Banyak Yang Sedot Sabu Dan Hisap Ganja

NS/RN/NET | Jumat, 19 Maret 2021
Corona Bikin Jenuh, Banyak Yang Sedot Sabu Dan Hisap Ganja
Ilustrasi
-

RN - Peredaran narkoba saat Corona meningkat. Kanaikan peredaran narkoba sudah mencapai 70 persen selama 2021.

Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Petruse Golose mengungkapkan bahwa saat pandemi Covid-19, kasus peredaran narkoba di Indonesia semakin meningkat. Khususnya dalam tiga bulan terakhir.

Dia mencontohkan BNN menyita barang bukti sabu-sabu hanya dalam waktu tiga bulan sejumlah 808,68 kilogram. Jumlah itu mencapai 70,19 persen dari jumlah yang disita selama 2020 yang sebesar 1.152,2 kilogram.

BERITA TERKAIT :
Sarah Azhari Minta Ibra Harusnya Direhabilitasi Bukan Dibui 
Keseret Pinjol, ASN BNN Banting & Cekik Istrinya 

"70,19 persen dibandingkan dengan jumlah barang bukti tahun 2020 sebanyak 1.152,2 kilogram. Jadi baru tiga bulan kita melaksanakan operasi ini, barang bukti yang bisa kami sita itu sudah 70,19 persen," kata Petrus dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi III DPR di Kompleks Parlemen, Jakarta, Jumat.

Petrus mengatakan, barang bukti ganja yang disita BNN selama Januari-Maret 2021 juga mengalami peningkatan yaitu meningkat 143,64 persen dibandingkan barang bukti tahun 2020. Menurut dia, BNN sampai dengan bulan Maret 2021 telah menyita barang bukti ganja sebanyak 3.462,75 kilogram atau meningkat 143,64 persen dibandingkan barang bukti tahun 2020 sebanyak 2.410 kilogram.

"Walaupun dalam kondisi pandemi, peredaran gelap narkoba meningkat ditandai dengan meningkatnya barang bukti yang kami sita dalam rangka penegakan hukum," ujarnya.

Petrus mengatakan, peningkatan jumlah barang bukti yang disita BNN itu berbanding lurus dengan naiknya permintaan masyarakat pada narkoba. Menurut dia, meningkatnya permintaan tersebut diduga karena diterapkannya kebijakan bekerja dari rumah atau WFH."Mungkin akibat 'work from home', maka banyak juga 'drugs abuse from home'," katanya.