RADAR NONSTOP - Ketua DPP Partai Hanura, Adrianus Garu mempertanyakan, tujuan Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto dalam pencalonan dirinya sebagai Presiden RI.
Hal tersebut diutarakan pria yang akrab disapa Andre ini menanggapi pernyataan Prabowo yang menyebut "tampang Boyolali" tak bisa masuk ke hotel.
“Kalau dilihat ini kan, masyarakat sudah pintar menilai. Kalau pemimpin sudah mengejek bangsanya sendiri itu kan apalagi anak bangsa yang dia cintai, patut dipertanyakan dia jadi pemimpin," ujar Andre saat dikonfirmasi wartawan, Senin (5/11).
BERITA TERKAIT :Andre pun meminta Prabowo supaya dalam silahturahmi dan bertutur kata harus ditata dengan baik. Apalagi kata Andre calon pemimpin negara. "Terus di zaman sekarang bukan bicara mau ke mall atau tidak kan, harus ditengah perbaikan bangsa, harus lebih baik silahturahmi tertata. Apalagi calon pemimpin," pinta Andre.
Oleh sebab itu, Andre mengingatkan Prabowo bahwa sebagian besar pemilih pemimpin berasal dari desa. "Dia harus berpikir bahwa yang memilih pemimpin orang dari desa. Dia juga nenek moyangnya dari desa-desa," tandas Andre.
Sebelumnya, polemik pidato Prabowo di Boyolali berawal dari Prabowo yang mengatakan bahwa Jakarta dipenuhi gedung menjulang tinggi dan hotel-hotel mewah. Ia menyebutkan beberapa hotel berbintang di Ibu Kota. "Tapi saya yakin kalian tidak pernah masuk ke hotel-hotel tersebut. Betul?” tanya Prabowo. “Betul,” jawab masyarakat Boyolali yang menjadi pendengarnya.
“Kalian kalau masuk, mungkin kalian diusir. Karena tampang kalian tidak tampang orang kaya, tampang-tampang kalian, ya tampang Boyolali ini, betul?” kata Prabowo.
Pidato yang mengucapkan " tampang Boyolali" tersebut berbuntut panjang.B Belasanribu warga Boyolali yang mengatasnamakan Forum Boyolali Bermartabat berkumpul di Balai Sidang Mahesa Boyolali, Jawa Tengah, Minggu (4/11/2018).
Mereka memprotes pernyataan yang disampaikan Prabowo dalam pidatonya karena dianggap telah merendahkan martabat warga Boyolali. Aksi protes itu berlangsung mulai pukul 08.00-11.00 WIB. Warga memadati Balai Sidang Mahesa Boyolali. Mereka juga melakukan aksi konvoi di jalan menggunakan sepeda motor sambil membawa spanduk #SaveTampangBoyolali.
Bahkan, warga turut mengarak bendera merah putih raksasa berukuran 50x10 meter keliling jalan untuk menunjukkan warga Boyolali adalah warga Indonesia. Ketua DPRD Boyolali, yang juga koordinator aksi protes, S Paryanto mengungkapkan, aksi protes diikuti sekitar 15.000 warga Boyolali. Menurut dia, aksi dilakukan secara spontan dan tidak ada muatan politik.
"Hari ini spontan warga melakukan aksi protes atas pidato Prabowo. Ini murni riil gerakan masyarakat Boyolali. Tidak ada muatan apa pun. Jadi, jangan ada salah arti, salah persepsi," ujar Paryanto di Balai Sidang Mahesa Boyolali, Jawa Tengah, Minggu.
Warga yang ikut dalam aksi protes tersebut perwakilan dari masing-masing kecamatan di Boyolali. Ada sekitar 19 kecamatan yang tersebar di seluruh wilayah Boyolali.