Berita Indonesia terkini politik, ekonomi, megapolitan , Politik, senayan, nasional balaikota, olahraga, lifestyle dan hiburan ditulis lengkap dan mendalam - Radarnonstop.co

Citarum Jebol Dan Bekasi Banjir, Kang Emil Lebih Mujur Ketimbang Anies 

NS/RN/NET | Senin, 22 Februari 2021
Citarum Jebol Dan Bekasi Banjir, Kang Emil Lebih Mujur Ketimbang Anies 
Tanggul Sungai Citarum jebol.
-

RN - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil lebih mujur ketimbang Anies Baswedan. Walau Bekasi dan jebolnya Sungai Citarum tapi tidak ada akun-akun bully.

Berbeda dengan nasib Anies. Gubernur DKI Jakarta itu habis dibully saat ibu kota banjir pada Sabtu (20/2).

Diketahui, warga terdampak banjir di RW 04, Karangpatri, Pebayuran, Kabupaten Bekasi akibat tanggul jebol Sungai Citarum berharap bantuan logistik. Warga berharap ada donatur yang memberikan makanan hingga selimut

BERITA TERKAIT :
Bakal Dihajar Hujan, Warga Jakbar Harus Tingkatkan Kewaspadaan Terhadap Banjir
Jakarta Bakal Hujan Lagi, Siap-Siap Macet Horor 

"Sementara ini memang posisi lagi banjir, air sudah begitu tinggi, bahkan sampai sekarang sudah kelimbas dari jalan raya. Saya mohon bantuannya untuk para donatur baik itu bantuan dari logistik, ya maupun makanan apa selimut," kata Ketua RT 01/RW 04, Kampung Bakung, Karangpatri, Kusaeri saat ditemui di lokasi.

Ia menyebut bantuan sudah berdatangan dari para donatur. Namun, karena warga terdampak banjir yang begitu banyak bantuan dirasa masih belum cukup.

"Kalau bantuan kurang, terus terang aja, karena warga juga banyak ya mungkin udah ada yang makan, ada juga yang belum kebagian," lanjutnya.

Selain membutuhkan bantuan logistik, warga juga membutuhkan bantuan tenaga kesehatan. 

Air mulai naik sekitar pukul 14.00 WIB, satu jam kemudian air meninggi hingga masuk ke pemukiman. Ketinggian banjir di pemukiman warga diperkirakan mencapai 3 meter.

"Air naik sekitar dari jam 2 (siang) udah mulai tuh, cuma belum besar ya, pas begitu udah jam 3 (sore) atau jam 4 (sore) udah mulai masuk ke kampung, cepat air naiknya," kata Kusaeri.

Untuk bertahan melewati malam, warga mendirikan posko-posko pengungsian dengan alat seadanya. Beberapa warga juga ada yang menggelar karpet di pinggir jalan untuk bermalam dengan keluarganya.

Pukul 19.00 WIB air masih terlihat menggenangi jalan. Arus air yang masuk ke pemukiman juga masih deras. Di lokasi aliran listrik belum menyala dan di beberapa titik sinyal telepon seluler tidak ada.