RN- Jakarta Integrated Tunnel (JIT) merupakan infrastruktur kombinasi proyek terowongan terpadu penanggulangan banjir Jakarta dan infrastruktur jalan tol, dimana telah melalui proses pembahasan di beberapa kementerian terkait mulai tahun 2014.
Menurut Komisaris Utama PT Antaredja Mulia Jaya (AMJ) Wibisono, pihaknya sudah melakukan pembahasan melalui virtual bersama asisten Deputi Perencanaan Pengembangan Kawasan Strategis Kementerian Perekonomian RI.
"Kami sudah diundang rapat terakhir secara virtual di Kementerian Perekonomian pada tanggal 18 September 2020 yang dipimpin oleh Asisten Deputi perencanaan pengembangan kawasan strategis bapak Tulus Hutagalung dengan tujuan untuk membahas tindak lanjut Permohonan Rekomendasi Pembangunan Jakarta Integrated Tunnel oleh PT Antaredja Mulia Jaya," ucap Wibisono kepada wartawan.
BERITA TERKAIT :Diungkapkan Wibisono, PT.AMJ pun sudah mengirimkan surat untuk mendapatkan rekomendasi dari Menko Perekonomian RI selaku Dewan Pengawasan Nasional dengan No.01/AMJ/VIII/2020, tanggal 25 Agustus 2020, perihal rekomendasi dari Dewan SDA Nasional atas gagasan untuk membangun proyek “Jakarta Integrated Tunnel” di Jakarta.
"Intinya hasil rapat semua stakeholder yang diundang mendukung proyek ini”imbuhnya.
Pria yang akrab disapa Wibi ini pun menjelaskan, hasil Pembahasan dan tindak lanjut, pada dasarnya, pemerintah mendukung kegiatan investasi, untuk program pembangunan nasional dengan tetap memperhatikan regulasi yang ada.
Salah satunya terkait dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) dan dokumen perencanaan pembangunan, baik dalam skala nasional maupun daerah.
"Pada tanggal 6 Juli 2020, Kantor Staf Presiden telah melakukan pembahasan mengenai percepatan investasi Proyek JIT. Saya berharap tahun ini 2021 proyek yang menelan biaya 40 trilyun rupiah ini bisa di mulai, tinggal persyaratan teknis saja, sedang investor sudah siap dari Korea Selatan, ini momentum yang baik untuk iklim investasi di tengah Pandemi, karena proyek ini tidak membebani anggaran negara,” bebernya.