Berita Indonesia terkini politik, ekonomi, megapolitan , Politik, senayan, nasional balaikota, olahraga, lifestyle dan hiburan ditulis lengkap dan mendalam - Radarnonstop.co
Per Hari Seribu Kasus

Jadi Tempat Transit, Bodetabek Dituding Picu Meledaknya Corona Di Jakarta

NS/RN | Minggu, 20 Desember 2020
Jadi Tempat Transit, Bodetabek Dituding Picu Meledaknya Corona Di Jakarta
Rekan Indonesia
-

RADAR NONSTOP - Warga dari daerah yang hilir mudik masuk Jakarta menjadi pemicu meledaknya Corona. Saat ini penularan Corona di ibukota dalam sehari tembus mencapai lebih dari seribu kasus. 

Padahal Corona di Jakarta sempat turun dan tertekan di bawah seribu kasus per hari. Data dari Relawan Kesehatan (Rekan) Indonesia menyebutkan mobilitas warga dari luar Jakarta seperti Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Bodetabek) bisa menjadi pemicu ledakan Corona. 

Apalagi, Depok dan Bekasi saat ini masuk zona merah. Sekretaris Nasional Rekan Indonesia, Adjie Rimbawan mengatakan, tingginya angka kasus Covid-19 di Jakarta disebabkan akibat kewaspadaan warga ibuukota yang kian sudah menurun.

BERITA TERKAIT :
Rakyat Menderita Saat Corona, Koruptor Malah Beli Pabrik Air Minum Di Bogor
Kosmetik Ilegal Marak Di Jakarta, Bisa Bikin Muka Brutus 

Penyebab lainnya perkembangan kasus terus meninggi karena tidak dibatasinya mobilitas warga dari luar Jakarta, sehingga penularan Covid-19 terus terjadi. 

"Mobilitas warga di daerah penyangga khususnya yaitu, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi menjadi penyebab tingginya angka Covid-19, bukan hanya di DKI tapi juga di daerah asal warga di luar DKI" ujar Adjie lewat keterangan yang diterima redaksi, Minggu (20/12).

Selain itu kondisi DKI sebagai ibukota dan kota urban menyebabkan sulit membatasi pergerakan warga dari daerah lain memasuki Jakarta dikarenakan penerapan penanggulangan Covid-19 di daerah penyangga tidak berlaku sama. 

"Otonomi daerah juga menyebabkan daerah-daerah penyangga DKI tidak harus serta merta mengikuti metode penanggulangan Covid-19 di DKI terlebih jika terkait persoalan ekonomi warga di daerah penyangga," jelasnya. 

Adjie menambahkan, penyebab lainnya adalah DKI menjadi kota transit baik melalui udara, laut dan darat.

Untuk itu ia berharap ada ketegasan pemerintah pusat terkait penanggulangan Covid-19 agar angka positif bisa landai dan dikendalikan. 

"Hampir setiap hari DKI kedatangan warga provinsi lain yang memiliki kepentingan bisnis dan silaturahmi baik lewat badara, pelabuhan, stasiun dan terminal. Sehingga perlu ketegasan dari pemerintah pusat untuk memberikan wewenang yang sedikit lebih luas kepada Pemprov DKI dalam hal yang terkait penanggulangan Covid-19 ini," kata Adjie. 

Dengan pemberian wewenang yang sedikit lebih luas ini, Adjie berharap DKI dapat dengan lebih terukur dalam mengendalikan pandemi. 

"Kalau sekarang kita lihat, DKI hanya bisa berupaya maksimal kepada warganya sendiri untuk melindungi dari penularan Covid-19, tapi hanya bisa pasrah terhadap mobilitas warga di luar DKI yang setiap hari datang dan pergi di DKI," bebernya lagi. 

Adjie percaya jika angka Covid-19 di DKI bisa dikendalikan maka di daerah lain angka positifnya akan mengikuti seiring melandainya angka positif di DKI.

Hal itu mengingat DKI Jakarta merupakan episentrum penyebaran Covid-19 secara nasional akibat tidak tertahannya mobilitas warga dari luar DKI.