Berita Indonesia terkini politik, ekonomi, megapolitan , Politik, senayan, nasional balaikota, olahraga, lifestyle dan hiburan ditulis lengkap dan mendalam - Radarnonstop.co

58 Persen Anak Muda Belajar Agama Lewat Youtube & Instagram

NS/RN/NET | Minggu, 13 Desember 2020
58 Persen Anak Muda Belajar Agama Lewat Youtube & Instagram
Ilustrasi
-

RADAR NONSTOP - Ternyata anak muda atau kalangan milenial lebih suka belajar agama lewat media sosial. YouTube dan Instagram (IG) menjadi sasaran kaum milenial itu belajar. 

Tercatat ada 58 persen anak muda yang gemar belajar lewat media sosial soal agama. Ketua PP Muhammadiyah Prof Dadang Kahmad mengatakan, selama ini Muhammadiyah telah fokus merangkul generasi muda. 

"Diharapkan organisasi-organisasi milenial ini bisa memberikan dakwah ke kalangan sebaya mereka, karena ketertarikan dan minat mereka kemungkinan besar sama," ujar  Guru Besar Sosiologi Agama pada Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati itu, Minggu (13/12).

BERITA TERKAIT :
Dorong Inklusi Keuangan, Unit Usaha Syariah Bank DKI Siap Dukung Transaksi Perbankan Muhammadiyah DKI Jakarta
Perjalanan Dinas Fiktif Rp 39 M, Muhammadiyah Kutip Ayahnya Prabowo Soal APBN Bocor 

"Milenial berorientasi lebih mengarah pada dunia virtual dan teknologi, maka Muhammadiyah menyediakan dakwah melalui media digital dan media sosial, dengan harapan mereka (milenial) lebih tertarik untuk mempelajari tentang Islam," ujarnya menambahkan.

Dalam sebuah penelitian terbaru yang diawasi langsung oleh Guru Besar UIN Bandung ini menyebutkan, 58 persen anak muda lebih suka belajar agama melalui sosial media seperti Youtube atau Instagram. Selain itu, tak banyak anak-anak muda yang mengenal organisasi keagamaan, dan cenderung lebih mengenal pendakwah individual yang aktif di dunia maya.

"Maka dari itu Muhammadiyah secara formal sudah menginstruksikan kepada majlis taqlid dan majelis dakwah untuk mengadakan atau menyediakan dakwah secara virtual, bahkan kita membangun Pusat Syiar Digital Muhammadiyah," jelasnya.

"Dakwah bagi milenial juga harus diisi oleh pendakwah muda, kontennya juga tidak terlalu berat dengan durasi yang cukup singkat sebagaimana karakter media sosial, short message. Kami juga mengemas visualisasi konten dakwah dengan lebih menarik, seperti dengan film pendek, karikatur, atau lainnya," ujarnya menambahkan.

Mantan Ketua PW Muhammadiyah Jawa Barat ini mengatakan, kontribusi milenial dalam organisasi keislaman sangatlah penting, maka dari itu Muhammadiyah terus mencoba mendorong organisasi otonom milenial untuk aktif menyampaikan informasi dan edukasi kepada kaum sebaya mereka. Melalui lembaga pendidikan Muhammadiyah pula, diharapkan bibit-bibit aktivis muda yang religius akan lahir, kata dia.

"Muhammadiyah sendiri punya 100 lebih universitas di seluruh indonesia, dengan lebih dari 15 ribu sekolah mulai dari SD, SMP, SMA. Itu kan memang bertujuan untuk mencetak generasi milenial yang religius," ujarnya.

"Jadi diharapkan lulusan lembaga pendidikan muhammadiyah dapat turut aktif dalam keorganisasian muhammadiyah, meskipun kami tidak memaksa, tapi kami harap mereka tertarik untuk berorganisasi," sambungnya.