Berita Indonesia terkini politik, ekonomi, megapolitan , Politik, senayan, nasional balaikota, olahraga, lifestyle dan hiburan ditulis lengkap dan mendalam - Radarnonstop.co

Jangan Gagal Paham, Ini Arti Bu Mega Minta Jokowi Jangan Manjakan Milenial

NS/RN/NET | Kamis, 29 Oktober 2020
Jangan Gagal Paham, Ini Arti Bu Mega Minta Jokowi Jangan Manjakan Milenial
-

RADAR NONSTOP - Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri dibully. Banyak orang gagal paham soal arti generasi muda atau kaum milenial.

Seperti diberitakan, Megawati meminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak memanjakan generasi muda atau kaum milenial. Dia lantas mempertanyakan apa sumbangsih yang telah diberikan kaum muda milenial saat ini.

"Anak muda kita aduh saya bilang ke presiden, jangan dimanja, dimanja generasi kita adalah generasi milenial, saya mau tanya hari ini, apa sumbangsihnya generasi milenial yang sudah tahu teknologi seperti kita bisa viral tanpa bertatap langsung, apa sumbangsih kalian untuk bangsa dan negara ini?," kata Mega dalam sambutannya di acara peresmian Kantor DPD secara virtual, Rabu (28/10/2020).

BERITA TERKAIT :
Jangan Jago Gombal Jadi Syarat Mutlak PDIP Untuk Calon Kepala Daerah, Kapok Dengan Jokowi & Gibran? 
Pertemuan Jokowi & Megawati Mau Diviralkan, Tapi Belum Ada Respon Dari Teuku Umar?

Megawati lalu mengungkit demonstrasi yang berujung ricuh dan merusak fasilitas. Dia heran atas peristiwa pengrusakan fasilitas itu.

"Masa hanya demo saja, nanti saya dibully ini, saya nggak peduli, hanya demo saja ngerusak, apakah ada dalam aturan berdemo, boleh saya kalau mau debat," ungkap Presiden ke-5 RI itu.

Sementara elite senior PDIP Andreas Hugo Pareira menilai, Megawati memberi komentar agar keras seperti itu agar milenial tidak terbiasa dengan budaya instan.

"Maksud Ibu Mega tentu baik, bertepatan dengan hari peringatan Sumpah Pemuda, agar generasi muda Indonesia kini tetap menjiwai semangat perjuangan generasi pemuda perintis kemerdekaan yang dengan keberanian, komitmen dan kerja keras melawan imperialisme kolonialisme pada zamannya," ujar Andreas Hugo Pareira kepada wartawan, Sabtu (29/10/2020).

Menurut Andreas, generasi milenial harus memahami mengenai etos perjuangan, komitmen dan kerja keras para pemuda saat menggelorakan Sumpah Pemuda pada 1928. Ia menyebut Sumpah Pemuda itulah yang kemudian melahirkan Proklamasi Kemerdekaan pada 17 Agustus 1945.

"Etos perjuangan, komitmen dan kerja keras inilah juga menjadikan Indonesia sebagai bangsa yang besar, bangsa yang dihormati dan disegani oleh dunia internasional, dan bahkan ikut berperan memelopori kelahiran bangsa-bangsa baru yang merdeka setelah KAA 1955," tutur Andreas.

"Sejarah Indonesia telah membuktikan pemuda Indonesia selalu menjadi pembuka jalan menuju perubahan, mendobrak kemapanan-kemapanan struktural yang memiskinkan dan membelenggu masyarakat," imbuh anggota Komisi XI DPR itu.

Menurut Andreas, atas dasar itulah mengapa Megawati memberi sorotan kepada milenial yang notabene memiliki banyak kemudahan saat ini. Diharapkan, generasi milenial bisa mencontoh para pemuda terdahulu yang memiliki daya juang tinggi membangun Indonesia.

"Sebagai negarawan senior di Republik ini, Ibu Mega tentu sangat berharap agar generasi muda Indonesia atau yang sekarang lebih populer dengan kaum milenial ini untuk menghindari budaya instan, yang menuntut dan hanya mau menerima," ucap Andreas.

"Tetapi harus tetap dalam etos perjuangan, komitmen dan kerja keras untuk memajukan bangsa dan menjadikan Indonesia bangsa yang terhormat, disegani dalam era kompetisi global abad 21 dengan berbagai tantangannya," sambungnya.