Berita Indonesia terkini politik, ekonomi, megapolitan , Politik, senayan, nasional balaikota, olahraga, lifestyle dan hiburan ditulis lengkap dan mendalam - Radarnonstop.co
BEM SI Buka Suara

Ayo, Siapa Yang Provokasi Demo Mahasiswa Dan Buruh

NS/RN/NET | Sabtu, 10 Oktober 2020
Ayo, Siapa Yang Provokasi Demo Mahasiswa Dan Buruh
Mahasiswa saat aksi tolak UU Cipa Kerja di Jakarta.
-

RADAR NONSTOP - Aksi demo UU Cipta Kerja yang berakhir kisruh di Jakarta menuai pro kontra. Polisi menuding ada yang menunggangi. 

Lalu apa kata Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI)?

BEM SI menilai ada pihak lain di luar mahasiswa yang merusuh pada demonstrasi menolak UU Cipta Kerja, Kamis (8/10). Demonstrasi dua hari lalu menyebabkan kerusakan fasilitas publik.

BERITA TERKAIT :
Pj Gubernur DKI Pastikan KJMU Jalan Terus, Kaum Nyinyir Salah Tembak
Syarat KJMU Berubah, Mahasiswa DKI Teriak Di Medsos Dan HBH Kena Getahnya..

"Dampak kerusakan hingga pembakaran yang terjadi di berbagai fasilitas Polri dan pemerintah bukan merupakan ulah dari massa aksi yang masih terkoordinir, melainkan ada pihak lain yang mencoba memprovokasi aksi damai yang dilakukan," kata Koordinator Pusat Aliansi BEM SI, Remy Hastian, dalam keterangan tertulis, Sabtu (10/10/2020).

Dia menyatakan kerusuhan tersebut dilakukan oknum-oknum tidak bertanggung jawab. Soalnya, BEM SI sudah sepakat untuk melancarkan aksi damai menuntut pencabutan UU Cipta Kerja.

"Aksi yang kami lakukan terlepas dari tindakan anarkis, provokator, pembuat kerusuhan, dan tindakan-tindakan lainnya yang tidak mencerminkan intelektualitas mahasiswa Indonesia," kata Remy.

Awalnya, BEM SI melakukan aksi iring-iringan (longmarch) dari kampus STIAMI, Cempaka Putih, Jakarta Pusat, menuju sekitar Istana Merdeka, atau tepatnya menuju Patung Kuda Arjuna Wijaya, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat. Namun langkah mereka tertahan di sekitar Kantor Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS), Jl Medan Merdeka Selatan karena ada massa lain.

"Massa aksi yang sepakat untuk merangsek menuju depan Istana hanya tertahan di Kedutaan Besar Amerika Serikat karena banyaknya massa aksi dari elemen lain," kata Remy.

Pada hari itu, pukul 15.30 WIB sore, terdengar suara tembakan gas air mata dari aparat barisan depan. Massa BEM SI menarik diri dari barisan. Pukul 16.00 WIB, semakin banyak massa aksi yang perlu dievakuasi karena terkena gas air mata dan tindakan aparat, BEM SI menyebutnya sebagai tindakan represif.

"Bahkan tidak sedikit dari massa aksi yang dievakuasi dalam kondisi tidak sadarkan diri," kata Remy.