Berita Indonesia terkini politik, ekonomi, megapolitan , Politik, senayan, nasional balaikota, olahraga, lifestyle dan hiburan ditulis lengkap dan mendalam - Radarnonstop.co
UU CILAKA

Jurnalis Dianiaya Saat Liput Aksi Demo UU Cilaka

El Rahmi | Jumat, 09 Oktober 2020
Jurnalis Dianiaya Saat Liput Aksi Demo UU Cilaka
Ilustrasi/net
-

RADAR NONSTOP - Seorang jurnalis Suara.com, Peter Rotti, mengalami kekerasan yang diduga dilakukan oknum aparat kepolisian saat meliput aksi unjuk rasa penolakan Omnimbus Law Undang-undang Cipta Kerja di kawasan Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis (8/10) lalu. 

"Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 18.00 WIB, saat Peter merekam video aksi sejumlah aparat kepolisian mengeroyok seorang peserta aksi di sekitar halte Transjakarta Bank Indonesia," ungkap pemimpin redaksi Suara.com, Suwarjono dalam keterangan yang diterima Jumat, (9/10).

Saat itu, lanjutnya, Peter berdua dengan rekannya, yang juga videografer, yakni Adit Rianto S, melakukan live report via akun YouTube peristiwa aksi unjuk rasa penolakan Omnimbus Law.

BERITA TERKAIT :
Senjata Ilegal Beredar Di DKI Dan Aksi Koboi Mampang Yang Viral,,,
Tilang Uji Emisi, Polisi: Tunggu Kesadaran dan Kepatuhan Warga

"Melihat Peter merekam aksi para polisi menganiaya peserta aksi dari kalangan mahasiswa, tiba-tiba seorang aparat berpakaian sipil serba hitam menghampirinya. Kemudian disusul enam anggota Brimob yang meminta kamera Peter, namun ia menolak sambil menjelaskan bahwa dirinya jurnalis yang sedang meliput," jelasnya. 

Namun, kata Suwarjono, para polisi memaksa dan merampas kamera Peter. Seorang dari polisi itu sempat meminta memori kamera. Peter menolak dan menawarkan akan menghapus video aksi kekerasan aparat polisi terhadap seorang peserta aksi.

Para polisi bersikukuh dan merampas kamera jurnalis video Suara.com tersebut. Peter pun diseret sambil dipukul dan ditendang oleh segerombolan polisi tersebut.

"Saya sudah jelaskan kalau saya wartawan, tetapi mereka (polisi) tetap merampas dan menyeret saya. Tadi saya sempat diseret dan digebukin, tangan dan pelipis saya memar," ujar Suwarjono sepenuturan Peter. 

Setelah merampas kamera, memori yang berisi rekaman video liputan aksi unjuk rasa mahasiswa dan pelajar di sekitar patung kuda, kawasan Monas, Jakarta itu diambil polisi. Namun kameranya dikembalikan kepada Peter.

Informasi terkini, Peter dalam kondisi memar di bagian muka dan tangannya akibat penganiayaan aparat kepolisian.

Suwarjono, selaku Pemred Suara.com mengecam aksi penganiayaan terhadap jurnalisnya, maupun jurnalis media-media lain yang mengalami aksi serupa. Sebab, jurnalis dalam melakukan tugas-tugas jurnalistik selalu dilindungi oleh perundang-undangan.

"Saya juga mendesak aparat kepolisian untuk mengusut tuntas hal ini," pungkasnya dengan tegas.