RADAR NONSTOP - Demi memperjuangkan nasib, agar dapur tetap bisa ngebul (berasap). Ribuan buruh di Kabupaten Bekasi abaikan corona.
Mereka menggelar aksi mogok nasional sebagai bentuk protes disahkannya omnibus law Cipta Kerja.
Salah seorang buruh, Rizal mengaku dirinya lebih khawatir dengan pengesahan UU Cipta Kerja yang dianggap ‘mematikan’ kaum buruh. Dia meminta pemerintah mengkaji ulang keputusannya tersebut.
BERITA TERKAIT :“Kalau virus corona sebentar lagi ada vaksinnya, ketemu obatnya. Kalau ini (RUU Cipta Kerja) disahin aduh bahayalah nasib kami-kami ini,” kata Rizal kepada radarnonstop.co, Selasa (6/10/2020).
Meski demikian, dia mengaku tetap mematuhi protokol kesehatan seperti memakai masker dan membawa cairan pencuci tangan atau hand sanitizer.
Namun, Rizal tak yakin bisa menjaga jarak karena situasi yang tidak memungkinkan. “Ya kalau rame-rame kayak gini gimana bisa jaga jarak? Yang penting sih pakai masker aja,” ujarnya.
Buruh lainnya, Eka Yulianti juga tidak terlalu khawatir dengan ancaman virus corona dimana penyebarannya di kawasan industri Kabupaten Bekasi sangat tinggi. Dia merasa sudah mematuhi aturan protokol kesehatan yang benar.
“Kami juga sudah dites swab satu pabrik, memang ada yang positif, tapi yang positif sudah dirawat dan enggak ikut aksi. Insyaallah aman,” kata dia.
Motivasi Eka mengikuti aksi mogok nasional adalah memperjuangkan keadilan untuk buruh seperti dirinya. RUU Cipta Kerja dianggap tidak memihak kepentingan buruh, melainkan hanya memikirkan pemilik perusahaan saja.
“Kami tetap inginnya tidak jadi disahkan. Tolong pakai hati nurani, kami ini cuma rakyat kecil. Janganlah dzalim seperti itu,” tegasnya.