Berita Indonesia terkini politik, ekonomi, megapolitan , Politik, senayan, nasional balaikota, olahraga, lifestyle dan hiburan ditulis lengkap dan mendalam - Radarnonstop.co

Kang Emil Sepertinya Bingung Pilih Ekonomi Atau Kesehatan 

NS/RN/NET | Minggu, 20 September 2020
Kang Emil Sepertinya Bingung Pilih Ekonomi Atau Kesehatan 
Kang Emil
-

RADAR NONSTOP - Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil (RK) terkesan bingung dalam menghadapi situasi pandemi Corona. Kang Emil sapaan akrabnya mengaku dalam strategi penanganan Corona itu tidak bisa memenangkan kesehatan dan ekonomi secara bersamaan.

"Kesimpulannya, kita tidak bisa memang memenangkan dua-duanya, ingin menang epidemiologi, ingin menang juga ekonomi, pilihannya menang kesehatan ekonomi hancur, atau menang ekonomi kesehatan hancur," kata RK dalam Webinar Nasional Seri 2 KSDI 'Strategi Menurunkan Covid-19, Menaikan Ekonomi' di akun YouTube KSDI, Minggu (20/9/2020).

Dia mengungkapkan Pemprov Jabar dalam menangani Corona dengan cara abu-abu. Abu-abu ini dalam artian menyeimbangkan antara kesehatan dan ekonomi.

BERITA TERKAIT :
DPRD DKI: Generasi Z Berkontribusi Besar Kendalikan Inflasi
Pilkada DKI Butuh Duit Sampai Rp 1 Triliun, Kang Emil Cuma Punya Harta 23,76 Miliar?

"Atau berada di ruang abu-abu yang sedang kita orkestra=kan, yaitu kadang-kadang ke kesehatan, geser kadang-kadang ke ekonomi. Ini realita yang tidak sederhana, jangan dibilang ekonomi seolah-olah tidak penting. Jadi poinnya adalah setiap hari kami harus merumuskan geser ke kesehatan dulu, ekonomi kita kurangi, pada saat memungkinkan ekonomi bandulnya bergeser dan seterusnya, itulah rutinitas mengambil keputusan gas rem dan sebagainya," ungkap RK.

Selain itu, di Jawa Barat RK menggunakan tiga manajemen dalam penanganan Corona. Tiga manajemen itu dibuat berdasarkan geografi.

"Jadi jawa barat kami bagi tiga manajemen penanganan COVID berdasarkan geografi, karena kami punya kota yang padat seperti Bekasi, dan kami juga punya kampung seperti sekarang saya di kaki gunung Cermai Majalengka, ya perlakuannya nggak bisa sama, di desa ini jauh dari COVID ekonominya berjalan, kalau saya lakukan dengan metode yang sama, pukul rata, itu tidak adail," katanya.

Daerah kampung yang cenderung zona hijau atau zona kuning Corona akan dibedakan penanganannya dengan zona merah seperti Bodebek. RK mengatakan penanganan Corona di Bodebek akan disamakan dengan DKI sebagai episentrum.

"Nah ini menunjukkan di Jabar satu mengendalikan Bodebek, itulah kenapa saya nggak bisa berbeda dengan kebijakan Pak Anies di DKI, kalau di DKI sebagai episentrum bilang ke kiri, maka saya perintahkan Bodebek semua ke kiri, kalau Pak Anies ke kanan, kami harus ke kanan. Kedua, ada Bandung Raya itu beda sendiri penanganan COVID-nya, dan yang ketiga kabupaten-kabupaten," pungkasnya.