RADAR NONSTOP - Ketua Badan Kerjasama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI, Dr. Fadli Zon memperjuangkan dua draft resolusi dalam sidang Delegasi Indonesia di sidang komisi politik General Asembly AIPA ke-41.
Isi draft resolusi tersebut yang pertama mengenai pentingnya stabilitas kawasan di masa pandemi khususnya dalam konteks isu Laut Tiongkok Selatan.
"Saya menekankan pentingnya stabilitas dan perdamaian di kawasan terutama pada masa pandemi ini, guna memperkuat kerjasama antar negara ASEAN dalam mengurangi penyebaran COVID-19 dan dampak sosial ekonomi yang ditimbulkan," ujarnya di Jakarta, Rabu (9/9).
BERITA TERKAIT :Sedangkan draft resolusi kedua berisi mengenai bantuan kemanusiaan bagi pengungsi Rohingya di Rakhine. Fadli menyesalkan pendirian Parlemen Myanmar yang menolak usulan DPR RI tentang perlunya penguatan dari parlemen atas kesepakatan diantara pemerintah negara ASEAN.
"Hal ini terkait dukungan bagi Myanmar untuk memberikan bantuan kemanusiaan, menjamin proses repatriasi yang aman dan bermartabat bagi para pengungsi Rohingya di Rakhine. Terlebih, ketika masalah di Rakhine tersebut telah menciptakan efek 'spill over' di kawasan tersebut," jelasnya
Fadli juga mengungkapkan, efek 'spill over' yang dimaksud mengarah kepada manusia perahu dari Rakhine yang menjadi perhatian tidak hanya Indonesia, tetapi juga sebenarnya negara lain di kawasan, terutama pada masa pandemi ini.
"Oleh karena itu, saya menegaskan posisi DPR RI terkait isu kemanusiaan di Rakhine, Ketua BKSAP kukuh bahwa apabila komisi politik tidak dapat mencapai konsensus atas usulan Indonesia, maka Sidang Komisi Politik pada AIPA General Assembly tahun ini, tidak bisa menghasilkan Resolusi apapun," tutupnya.