RADAR NONSTOP-Anggota DPR RI sekaligus CEO Institute for Policy Studies Jakarta, Fadli Zon mengatakan, Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data skor Indeks Demokrasi Indonesia (IDI) saat ini mencapai 74,92 pada awal Agustus kemarin.
"Angka ini mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya yang berada di angka 72,39. Namun, dengan skor akhir tersebut, kinerja demokrasi Indonesia sebenarnya masih cukup memprihatinkan, karena masih berada di level sedang," ujarnya di Jakarta, Rabu(16/9).
Fadli juga menilai, selama di bawah pemerintahan Presiden Joko Widodo, inilah untuk pertama kalinya skor IDI akhirnya bisa lebih tinggi dibandingkan capaian terakhir pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, yaitu 73,04 (2014).
BERITA TERKAIT :"Jadi, dalam enam tahun terakhir, baru tahun ini skor IDI lebih tinggi dari tahun 2014. Ini bukanlah prestasi membanggakan. Apalagi, meski secara umumnya skor kita naik, namun aspek kebebasan sipil skornya justru turun," urainya.
Lebih lanjut Fadli menjelaskan, penurunan ini dipengaruhi dua indikator, yakni ancaman atau penggunaan kekerasan oleh aparat pemerintah yang menghambat kebebasan berpendapat, dan ancaman atau penggunaan kekerasan oleh masyarakat yang menghambat kebebasan berpendapat.
"Dari indikator ancaman atau penggunaan kekerasan oleh masyarakat, sebenarnya terjadi kenaikan dari 45,96 ke 57,35. Artinya, kondisinya membaik," jelasnya.
"Namun, yang memprihatinkan adalah indikator ancaman atau penggunaan kekerasan oleh aparat pemerintah yang menghambat kebebasan berpendapat, di mana skornya anjlok dari 70,22 pada 2018 menjadi 65,69 pada 2019. Indikator ini hampir menyentuh angka 60, atau batas suatu indikator dinilai buruk," pungkasnya.