Berita Indonesia terkini politik, ekonomi, megapolitan , Politik, senayan, nasional balaikota, olahraga, lifestyle dan hiburan ditulis lengkap dan mendalam - Radarnonstop.co

Bahaya... Tingkat Penularan Positif Corona 7,4 Persen 

NS/RN | Jumat, 07 Agustus 2020
Bahaya... Tingkat Penularan Positif Corona 7,4 Persen 
Ilustrasi
-

RADAR NONSTOP - Tingkat penularan di DKI Jakarta masih rawan. Warga diminta waspada dan hati-hati.  

Data dari Dinas Kesehatan (Dinkes) menyebutkan, angka positivity rate (PR) atau perbandingan total kasus dengan yang diperiksa di Jakarta saat ini sebesar 7,4 persen. 

Angka 7,4 persen menjadi warning. Sementara tingkat kematian di Jakarta yakni 3,8 persen. Sementara di nasiona yakni 4,7 persen.

BERITA TERKAIT :
Sikapi Kondisi Pasien Koma Usai Menjalankan Operasi, Begini Penjelasan RSUD Kota Bekasi
Duka Gempa Sumedang, Pasien RSUD Teriak Kiamat Sambil Bawa Infus 

Sementara angka kesembuhan karena virus Corona di DKI mencapai 63,4 persen. Angka tersebut sedikit lebih tinggi di atas angka kesembuhan nasional yakni 63,2 persen.

Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Provinsi DKI Jakarta Widyastuti mengatakan, tingkat kesembuhan 63,4 persen. "Jadi satu sisi kasus kita banyak tapi kita sudah melaporkan tingkat kesembuhan di DKI 63,4 persen, angka kesembuhan Indonesia 63,2 persen," ujar Widyastuti dalam acara Webinar Manajamen The Importance of Healthcare Leadership in The New Normal, Kamis (6/8/2020).

Widyastuti juga menyampaikan angka kematian atau case fatality rate di Jakarta sebesar 3,8 persen. Sementara, jumlah kematian nasional sebesar 4,7 persen.

"Kemudian kita juga catat kasus yang meninggal atau case fatality rate di DKI 3,8 persen, Indonesia 4,7 persen," ucapnya.

Lebih lanjut, Widyastuti mengatakan, standar WHO mengharuskan suatu wilayah melakukan tes Corona 10 ribu orang per minggu. Menurutnya, jumlah tersebut telah dilampaui oleh DKI Jakarta.

"WHO targetkan bahwa ada pemilihan indikator sebagai standard minimal yang harus dites dalam satu minggu. Seminggu kita harus periksa 10.645 orang per minggu, standar minimal. DKI Jakarta seminggu rentangnya 35 ribu sampai 40 ribu, artinya jumlah testing yang kita lakukan sesuai WHO sudah kita lampaui," katanya.