Berita Indonesia terkini politik, ekonomi, megapolitan , Politik, senayan, nasional balaikota, olahraga, lifestyle dan hiburan ditulis lengkap dan mendalam - Radarnonstop.co

Miris, Anak Jadi Korban Eksploitasi seksual di Indonesia Masih Tinggi

El Rahmi | Kamis, 23 Juli 2020
Miris, Anak Jadi Korban Eksploitasi seksual di Indonesia Masih Tinggi
Ilustrasi
-

RADAR NONSTOP - Perwakilan United Nations Children's Fund (UNICEF) Indonesia mencatat setiap tahunnya sekitar 70 ribu anak-anak Indonesia menjadi korban eksploitasi seksual.

Wakil Ketua LPSK Edwin Partogi Pasaribu mengatakan, sejak 2016 hingga Juni 2020 ini ada 926 permohonan perlindungan terhadap anak yang masuk ke LPSK. 

“Asal permohonan tertinggi dari Jawa Barat, diikuti DKI Jakarta, lalu Sumatera Utara. Sebanyak 482 diantaranya adalah korban kekerasan seksual, 133 anak menjadi korban perdagangan orang dan sisanya dari berbagai kasus yang menempatkan anak menjadi korban. 106 anak menjadi korban eksploitasi perdagangan seksual," ucapnya di Jakarta,  Kamis (23/7).

BERITA TERKAIT :
Tampang Anak Durhaka Dari Cengkareng Yang Bacok Ibunya Pakai Golok Daging
Korban Mudik 358 Orang Tewas, Jumlah Korban Luka Berat Naik 

Berdasarkan asal korban, lanjut Edwin,  LPSK mencatat anak yang dilacurkan (AYLA) sebagian besar tidak menyelesaikan pendidikan dasar dua belas tahun, bahkan ada yang tidak menyelesaikan jenjang pendidikan sekolah dasar (SD). 

"Pada dasarnya, AYLA mendapatkan informasi pekerjaan dari teman, media sosial, kerabat dan agen atau perekrut. Di mana pada awalnya mereka dijanjikan bekerja sebagai pramusaji cafe atau restoran, pemandu lagu karaoke, penjaga toko dan lainnya dengan janji penghasilan yang memadai," jelasnya.

Edwin menambahkan, pada kenyataannya mereka dieksploitasi pada saat bekerja. Saat menjadi AYLA, anak-anak dipekerjakan 10 jam perhari, bahkan hingga 16 jam perhari.  Dalam 1 hari mereka bisa melayani 10 tamu, mereka dijanjikan penghasilan 1 juta hingga 20 juta perbulannya atau 250 ribu hingga 2 juta pertamunya. 

"Namun kenyataannya, diantara mereka bahkan tidak mendapatkan upah sama sekali. Bahkan Mereka juga dipaksa untuk meminum pil KB atau obat kontrasepsi sehingga dapat dieksploitasi secara terus menerus tanpa terhalang siklus menstruasi” tandasnya.

#Anak   #Korban   #Sexual