Berita Indonesia terkini politik, ekonomi, megapolitan , Politik, senayan, nasional balaikota, olahraga, lifestyle dan hiburan ditulis lengkap dan mendalam - Radarnonstop.co

Jokowi Kirim Sinyal Indonesia Lagi Krisis Kesehatan Dan Ekonomi

NS/RN | Jumat, 26 Juni 2020
Jokowi Kirim Sinyal Indonesia Lagi Krisis Kesehatan Dan Ekonomi
-

RADAR NONSTOP - Corona menghantam semua sektor. PHK dan melambatnya laju ekonomi membuat banyak negara di dunia limbung. 

Saat rapat koordinasi penanganan Covid-19 di Gedung Negara Grahadi, Kamis (25/6/2020), Jokowi menyampaikan tujuh pesan penting. 

Pertama, memiliki perasaan yang sama, bahwa Indonesia sedang menghadapi krisis kesehatan dan ekonomi. Sebaliknya, bukan merasa normal-normal saja, sehingga abai terhadap penanganan dan protokol kesehatan.

BERITA TERKAIT :
Jokowi Melanggar Etika Karena Dukung Paslon, Tapi Gak Bisa Terjerak Hukum
Jokowi Selamat Dari Putusan MK, Hakim Sebut Presiden Tak Melakukan Nepotisme 

“Masyarakat juga demikian. Jangan menganggap situasi ini normal, sehingga ke mana-mana tidak memakai masker. Maka, kepala daerah harus mengingatkan berkali-kali,” katanya, Kamis (25/6/2020).

Atas tujuan ini pula Jokowi meminta kepada seluruh instansi pemerintahan untuk bekerja sama menangani Covid-19. Tidak berjalan sendiri-sendiri. “Koordinasi antarmanajemen harus betul-betul ditingkatkan,” katanya.

Kedua, tes massif, pelacakan, isolasi hingga treatmen harus terus dilakukan, dengan jumlah yang lebih banyak.

Ketiga, apabila Covid-19 terkendali dan masuk ke new normal, maka harus ada prakondisi terlebih dahulu.

“Jangan langsung dibuka. Cari timing yang tepat. Kabupaten mana dulu, kota mana dulu dan sektor mana dulu yang harus dibuka. Bukan langsung semua,” ujarnya.

Keempat, mengajak tokoh masyarakat untuk menyosialisasikan protokol kesehatan kepada masyarakat.

“Misalnya keharusan mengenakan masker dan mencuci tangan, ini terus diulang-ulang,” katanya.

Kelima, meminta kepada gubernur dan bupati atau wali kota agar dalam membuat kebijakan terkait Covid-19, merujuk data science dan pakar epidemiologi. “Jangan membuat kebijakan tanpa mendengarkan saran dari para pakar. Ini berbahaya,” ujarnya.

Keenam, meminta kepala daerah menyiapkan alternatif strategi penanganan agar betul-betul siaga dalam menghadapi situasi tak terduga. 

“Siapkan plane A, B dan C-nya. Hari-hati, dunia sudah mendekati 10 juta kasus positif. Kita tidak ingin ikut terseret pada angka-angka yang besar,” katanya.

Ketujuh, meminta agar dalam dua minggu ke depan angka Covid-19 di Jatim ada penurunan. “Ini penting agar kita bisa masuk ke tatanan normal baru dan masyarakat bisa beraktivitas seperti biasa,” katanya.