RADAR NONSTOP - Pemprov DKI Jakarta tegas memutus mata rantai corona. Jika ini sukses, maka pada 4 Juni akan ada pelonggaran PSBB atau Jakarta bisa normal lagi.
Bagi perantau atau yang sudah terlanjur mudik sebaiknya dalam dekat ini tidak ke ibu kota. Sebab, Pemprov DKI Jakarta menerapkan pengetatan bagi calon pendatang usai mudik Lebaran Idul Fitri 1441 H.
Warga yang tidak memiliki izin khusus atau Surat Izin Keluar Masuk (SIKM) Jakarta, dilarang masuk dan dipaksa putar balik.
BERITA TERKAIT :Bagi penumpang kereta api (KA) dan sampai di stasiun bakal dikarantina. Dalam aturan biasanya karantina dilakukan 14 hari.
Selasa (26/5) malam, lima penumpang kereta api pemberangkatan dari Surabaya didapati tak memiliki Surat Izin Keluar-Masuk (SIKM).
Kelima penumpang itu langsung dibawa ke GOR di Jalan Tanah Abang I, Jakarta Pusat. GOR dekat Gedung KONI DKI Jakarta itu dijadikan tempat karantina bagi pemudik yang balik ke Jakarta.
Kapolres Metro Jakarta Pusat, Kombes Pol Heru Novianto, mengatakan, pihaknya mengecek seluruh penumpang KA yang turun di Stasiun Gambir.
"Total ada lima orang yang tidak memiliki SIKM atau surat-suratnya tidak lengkap," ujar Heru.
Wali Kota Jakarta Pusat Bayu Meghantara, mengungkapkan, bahwa kelima orang yang tidak memiliki kelengkapan izin akan dikarantina.
Sementara Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meminta masyarakat yang sudah terlanjur mudik untuk tidak nekat berangkat ke Jakarta. Kecuali, bagi yang telah memiliki izin dari tempat kerjanya masing-masing.
"Jangan ke Jakarta, sudah dikasih tahu kok. Kecuali mereka yang bekerjanya di kantoran, pasti pulangnya kemarin kan pakai izin," kata Ganjar saat ditemui di rumah dinasnya, Selasa (26/5/2020).
Adanya aturan pengetatan itu, masyarakat tidak perlu balik ke Jakarta. Apalagi, Jakarta merupakan salah satu episentrum penyebaran Covid-19.
Sekadar diketahui, meski pemerintah melarang mudik, banyak warga Jawa Tengah yang bekerja di Jakarta maupun kota besar lain seperti Bodetabek nekat mudik. Mereka menggunakan berbagai cara agar bisa berlebaran di kampung halaman masing-masing.
Ganjar menyebutkan, kebocoran pemudik sudah terjadi cukup banyak. Lebih dari 600 ribu warga Jateng yang ada di Jabodetabek nekat mudik ke kampung halaman masing-masing tahun ini.