Berita Indonesia terkini politik, ekonomi, megapolitan , Politik, senayan, nasional balaikota, olahraga, lifestyle dan hiburan ditulis lengkap dan mendalam - Radarnonstop.co

Hujan Datang, 129 Kelurahan di Jakarta Terendam

BOCOR | Rabu, 10 Oktober 2018
Hujan Datang, 129 Kelurahan di Jakarta Terendam
Banjir di Jakarta - Net
-

RADAR NONSTOP - Terhentinya normalisasi kali ditahun ini, membuat 129 kelurahan di Jakarta berpotensi terendam banjir pada musim hujan 2018-2019.

Berdasarkan evaluasi kajian pada banjir Ferbuari lalu yang dilakukan Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung  Cisadane (BBWSC). Hasilnya, ada sebanyak 129 kelurahan di Jakarta yang diprediksi terendam banjir pada musim hujan kali ini. "129 kelurahan banjir itu ada disekitar kali-kali Ciliwung, karena normalisasi terhenti sejak Februari 2018," kata Kepala BBWSC, Bambang Hidaya saat dihubungi wartawan, 

Bambang menjelaskan, salah satu upaya untuk mengatasi banjir itu adalah normalisasi karena dapat membuat kapasitas kali atau sungai menjadi lebih banyak menampung debit banjir. Namun lantaran program normalisasi DKi Jakarta sepanjang 33 kilometer yang dimulai sejak 2013 lalu baru berjalan 48% atau baru sekitar 16 kilometer, pontensi kawasan rawan banjir tetap ada.

BERITA TERKAIT :
Banjir Jakarta Gak Ada Obatnya, Butuh Gubernur Radikal Atau 1/2 Gila
Banjir Jakarta Disengaja? BPPD DKI: Sejak Zaman Belanda Juga Banjir

Solusinya menurut Bambang, Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta harus  melakukan pengerukan secara rutin agar sungai atau kali tidak menjadi dangkal. Sebab, sendimentasi akan terus terjadi pada umumnya ketika di hulu curam, longsor dan terbawa ke hilir akhirnya menyebabkan sendimentasi.

"Di normalisasi ada pengerukan nah pengerukan rutin tetap harus dilakukan pemeliharaan rutin tiap tahun harus ada karena kalau dibiarkan sedimentasi meningkt sehingga kembali dangkal," ucapnya.

Sementara itu, Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan menuturkan, dalam menghadapi musim hujan yang diprediksi datang pada November mendatang, pihaknya telah melakukan antisipasi dengan melakukan pengerukan dan perbaikan sarana-prasarana.

"Kalau yang dicari betonisasi, Anda tidak (akan) ketemu. Kalau yang dicek adalah pengerukan, kemudian perbaikan-perbaikan sarana, itu dikerjakan terus. Jadi jangan diartikan kalau tidak ada betonisasi, tidak ada antisipasi untuk banjir. Bukan! Betonisasi itu lain," tuturnya.