Berita Indonesia terkini politik, ekonomi, megapolitan , Politik, senayan, nasional balaikota, olahraga, lifestyle dan hiburan ditulis lengkap dan mendalam - Radarnonstop.co

Penjahat Seks Gunakan Modus Lowongan Kerja Di Medsos

NS/RN | Selasa, 18 Februari 2020
Penjahat Seks Gunakan Modus Lowongan Kerja Di Medsos
Ilustrasi
-

RADAR NONSTOP - Ini peringatan buat Anda yang sedang mencari kerja. Sebaiknya jangan mudah percaya dengan info lowongan kerja atau loker. 

Sebab, para penjahat seks menggunaka media sosial atau medsos untuk mencari korbannya. Modus pelaku, biasa menyebarkan info loker. 

Nanti korban yang telepon akan diajak dialog hingga akhirnya dilecehkan atau dijual. 

BERITA TERKAIT :
Pacaran Tapi ML, Setelah Hamil Bayinya Dibuang Di Pondok Aren Tangsel 
Rotasi Perwira Polda Metro Jaya, 150 Perwira Dari Kasat Reserse Hingga Kapolsek

Kasubdit Renakta Ditreskrimum Polda Metro Jaya, AKBP Piter Yanottama menyebutkan kalau pada 2020 sudah terdapat 15 kasus kekerasan atau kejahatan seksual pada anak.

Sedangkan, untuk tahun lalu, yakni 2019 terdapat kekerasan seksual pada anak sebanyak 41 kasus. Jumlah tersebut terhitung menurun, jika dibandingkan dengan 2018 yang terdapat 63 kasus.

"2020 baru memasuki bulan kedua, kami menangani 15 kasus. Sehingga kita perlu ancang-ancang terhadap tren peningkatan," ucap Piter di Gedung Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Jakarta Pusat, Senin (17/2/2020).

Lebih lanjut, Piter pun mengungkapkan salah satu tren atau modus yang dilakukan oleh pelaku dalam melakukan aksinya, yaitu dengan menawarkan hal-hal yang menggiurkan melalui media sosial.

Menurut Piter, biasanya pelaku menawarkan pekerjaan kepada orang-orang yang berasal dari desa untuk bekerja di Jakarta. Ketika sampai di Jakarta, rupanya anak-anak tersebut dieksploitasi secara seksual.

"Bagi anak-anak yang merasa mungkin latar belakang ekonominya kekurangan ingin bekerja baik dari luar kota, dari Subang dari Karawang segala macam. Menemukan info loker, kemudian menghubungi admin di situ. Dari situ mereka kemudian berkomunikasi," paparnya.

"Di situ lah awal mula penyekapan terhadap anak itu. Kemudian di bawah tekanan itu anak itu mau enggak mau, kamu harus kerja. kamu ke sini sudah dibiayain segala macam, sehingga menjadi utang. Kemudian keluar aturan-aturan pekerjaan yang tadi disampaikan satu hari harus melayani," tutup Piter.