RADAR NONSTOP - Virus Chikungunya merebak di Tangerang Selatan (Tangsel). Sudah ada ratusan warga di Kampung Rawa Lele, Jombang, Ciputat, kena gejala chikungunya.
Pemkot Tangsel hanya menyebut jumlah penderita gejala Chikungunya hanya 20 orang. Tapi, warga menyebut hingga saat ini sudah ada ratusan orang yang menderita gejala chikungunya.
Namun, Pemkot Tangsel belum menyatakan status Kejadian Luar Biasa (KLB). "Harus diputus agar tidak menyebar. Itu baru dugaan dan belum dicek," ungkap Wakil Walikota Tangsel Benyamin Davnie saat meninjau di lokasi Chikungunya.
BERITA TERKAIT :"Itu data dari mana 20 orang? Keluarga saya saja, isteri, anak, mantu, semua kena udah 6 orang. Gejalanya begitu, radang sendi, demam. Tetangga saya kiri-kanan pada kena semua, di RT 01 banyak banget yang kena, itu kan didata ada nama-namanya. Memang sudah ada yang sembuh juga, tapi itu bukan penyakit yang lain, karena kita baru tahun ini saja begini," tutur Radin (54), seorang warga setempat.
Lingkungan RT 01 merupakan lokasi terparah yang warganya menderita sakit dengan gejala Chikungunya. Sebagian besar penderitanya adalah lansia, dan anak-anak. Meski fogging telah dilakukan, namun upaya itu belum terlihat maksimal akibat cakupan areanya terbatas.
"Di sini lokasinya masih banyak semak dan kebun liar, ada rawa juga. Jadi saya kira penanganannya harus kompleks, tidak hanya bersih-bersih di dalam rumah saja, tapi juga lingkungan. Fogging itu bagus, tapi kalau skalanya kecil nggak akan maksimal hasilnya," kata Sofyan, Ketua RW10.
Dikutip dari alodokter.com menyebutkan, Chikungunya disebabkan oleh virus yang dibawa oleh nyamuk Aedes aegypti atau Aedes albopictus.
Nyamuk tersebut mendapatkan virus chikungunya saat menggigit seseorang yang telah terinfeksi sebelumnya. Penularan virus terjadi bila orang lain digigit oleh nyamuk pembawa virus tadi. Perlu diketahui bahwa virus chikungunya tidak menyebar secara langsung dari orang ke orang.
Virus chikungunya dapat menyerang siapa saja. Namun, risiko terserang penyakit ini lebih tinggi pada bayi yang baru lahir, lansia 65 tahun ke atas, dan individu dengan kondisi medis lain, seperti hipertensi, diabetes, dan penyakit jantung.
Gejala Chikungunya
Pada beberapa kasus, chikungunya tidak menimbulkan gejala apa pun. Akan tetapi, umumnya penderita chikungunya mengalami gejala, seperti:
Demam hingga 39 derajat Celsius
Nyeri pada otot dan sendi
Sendi bengkak
Nyeri pada tulang
Sakit kepala
Muncul ruam di tubuh
Lemas
Mual
Gejala di atas biasanya timbul 3-7 hari setelah seseorang digigit nyamuk pembawa virus. Pada umumnya, penderita akan membaik dalam seminggu. Tapi pada sebagian penderita, nyeri sendi dapat berlangsung hingga berbulan-bulan. Walaupun tidak sampai menyebabkan kematian, gejala chikungunya yang parah dapat menyebabkan kelumpuhan sementara.
Gejala chikungunya mirip dengan gejala demam berdarah dan virus zika. Oleh karena itu, seseorang yang mengalami gejala di atas disarankan untuk segera memeriksakan diri ke dokter, agar dapat diberikan penanganan yang tepat.
Hingga saat ini tidak ada pengobatan khusus untuk menyembuhkan chikungunya, karena penderita akan sembuh dengan sendirinya. Dalam banyak kasus, gejala akan mereda dalam seminggu. Meski demikian, nyeri sendi dapat berlangsung hingga beberapa bulan.
Dokter akan meresepkan obat antiradang atau obat flu tulang, seperti paracetamol atau ibuprofen guna meredakan nyeri sendi dan demam. Di samping itu, pasien juga akan disarankan banyak minum dan istirahat yang cukup.
Perlu diketahui, jangan menggunakan aspirin atau obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) sebelum dokter memastikan gejala yang dialami bukan gejala demam berdarah. Hal tersebut untuk mencegah terjadinya perdarahan. Bila Anda sedang menjalani pengobatan untuk kondisi lain, sebaiknya berkonsultasi dahulu dengan dokter sebelum mengonsumsi obat lain.
Pencegahan Chikungunya
Pencegahan chikungunya sama seperti pencegahan penyakit lain yang disebabkan oleh gigitan nyamuk. Cara yang utama adalah melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan tindakan 3M Plus. 3M yang dimaksud meliputi:
Menutup rapat tempat penyimpanan air.
Menguras tempat penampungan air.
Mengubur barang bekas yang bisa menampung air.
Sedangkan tindakan Plus (tambahan) yang dapat dilakukan untuk membantu 3M, yaitu:
Menaburkan bubuk abate pada tempat penampungan air.
Memasang kawat anti-nyamuk di ventilasi rumah.
Menggunakan kelambu saat tidur.
Menanam tumbuhan pengusir nyamuk.
Menghentikan kebiasaan menggantung pakaian.