RADAR NONSTOP--Akhirnya, pemerintah memutuskan untuk mengimpor beras sebanyak 1,8 juta ton. Negara pengimpor adalah Thailand dan Filipina.
Meski begitu, Indonesia juga ternyata juga mengekspor beras. Menurut Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian Gatot Irianto, ekspor beras mengalami peningkatan tajam sejak 2017.
Dari sebelumnya, 81,28 ton menjadi 3.433 ton. Adapun hingga beras yang diimpor merupakan jenis premium.
BERITA TERKAIT :Gatot mencatat, hingga Juli 2018, beras yang telah diekspor telah mencapai 3.069 ton. Dan, lanjutnya, akan terus meningkat pada Februari mendatang.
"Kita juga punya ekspor beras di 2018 sampai dengan Juli itu 3.069 ton. Belum banyak, tetapi kalau Insya Allah panen di Februari memungkinkan untuk ekpsor lebih banyak beras premium," ungkapnya pada wartawan, di Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Jakarta, Senin (1/10/2018).
Selain itu, Gatot juga memaparkan kinerja ekspor komoditas pertanian lainnya, seperti jagung, ubi jalar, singkong, kacang tanah dan kacang hijau. Untuk jagung, volume ekpsor meningkat menjadi 261,76 ton.
"Jagung ekspornya meningkat di tahun 2018 sebesar 261,76 ton. Tahun 2017 itu 1,747 ton. Ada pula, komoditas ekspor lainnya ubi jalar, singkong, kacang hijau dan kacang tanah," paparnya.
Sementara itu, saat ini, cadangan beras dalam negeri masih dipenuhi melalui impor yang dilakukan oleh Perum Bulog sebanyak 1,8 juta ton. Beras tersebut diimpor dari Thailand hingga Filipina.