RADAR NONSTOP - Negeri ini masih rawan bencana. Beberapa insiden diprediksi bakal terjadi di tahun 2020.
Tahun bershio tikus ini diperkirakan bisa mencapai 3.000 bencana. Untuk itulah masyarat harus tetap waspada.
Dari perkiraan itu, bencana hidrometeorologi, meliputi banjir, longsor dan puting beliung masih mendominasi beberapa wilayah di Tanah Air.
BERITA TERKAIT :"2018 juga 3.000-an, saya kira (tahun 2020) masih sekitar 3.000-an juga. Bencana hidrometeorologi masih akan mendominasi sekitar 95-99 persen," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB, Agus Wibowo di kantornya, Jakarta Timur, Senin (30/12/2019).
Ia menyebut, ada sekira 489 kabupaten atau kota yang dinyatakan sebagai daerah rawan banjir ketika puncak musim penghujan tiba pada Januari 2020 mendatang.
Puncak hujan diprediksi pada bulan Januari 2020. Potensi tinggi terjadi banjir, longsor dan puting beliung. Jumlah penduduk terpapar dari bahaya banjir sedang-tinggi sebanyak 63,7 juta jiwa.
Ia mengaku telah membentuk tim di empat area untuk mitigasi bencana dalam menanggulangi banjir dan longsor nanti. Di area Papua, Papua Barat, Maluku, Maluku Utara ada tim dari BNPB dan ada koordinatornya.
"Wilayah 2 ada Sulawesi, Kalimantan, NTT, ada timnya. Di Sumatera ada timnya, di Jawa-Bali juga ada timnya. Jadi, wilayahnya ada empat, BNPB ditugaskan untuk memonitoring, mengawasi, dan menyiapkan (antisipasi bencana banjir dan tanah longsor)," katanya.
Tak hanya bencana bencana hidrometeorologi yang akan terjadi di beberapa wilayah Indonesia, kata dia, melainkan juga ada daerah yang rawan gempa bumi dan erupsi gunung api.
Dalam catatan BNPB teridentifikasi ada 295 sesar aktif, yang berada di Pulau Jawa sebanyak 37; Sulawesi 48; Papua 79; Nusa Tenggara dan Laut Banda 49.
"75 kabupaten/kota di Indonesia berada di daerah bahaya sedang-tinggi erupsi gunung api. Sebanyak 127 gunung api aktif dan ada 3,5 juta penduduk terpapar bahaya sedang tinggi dari erupsi gunung api tersebut," tuturnya.