Berita Indonesia terkini politik, ekonomi, megapolitan , Politik, senayan, nasional balaikota, olahraga, lifestyle dan hiburan ditulis lengkap dan mendalam - Radarnonstop.co

IPW: Bom Bunuh Diri Di Medan Upaya Teroris Permalukan Kapolri!

Ninding Yulius | Rabu, 13 November 2019
IPW: Bom Bunuh Diri Di Medan Upaya Teroris Permalukan Kapolri!
Neta S Pane/net
-

RADAR NONSTOP-Indonesia Police Watch (IPW) menilai, serangan bom di Polresta Medan bisa dinilai sebagai upaya kalangan teroris  untuk mempermalukan Kapolri Idam Azis yang baru dilantik sebagai Kapolri dimana Idham adalah tokoh penting dalam densus 88.

“Kasus bom Medan ini sekaligus menunjukkan Polri di bawah kepimpinan Idam Azis sangat lemah dalam sistem deteksi dininya, baik deteksi dini dari jajaran densus 88 maupun dari intelijen kepolisian maupun  Bareskrim,” ujar Ketua Presidium Indonesia Police Watch, Neta S Pane dalam keterangan persnya yang diterima radarnonstop.co(Grup Rakyat Merdeka), Rabu (13/11/19).

Neta menambahkan, melihat pola serangan di Medan, tidak ada kata lain bahwa Polri tidak boleh lengah untuk terus menerus meningkatkan deteksi dininya.

BERITA TERKAIT :
JARI’98: Pelaku Sesat, Jihad Dalam Ajaran Islam Tak Begitu, Kesatwil Harus Tanggung Jawab
Densus 88 Ringkus 13 Terduga Teroris JI dan JAD di Aceh

Apalagi, selama ini Polri sangat agresif memburu para teroris dan para teroris menganggap jajaran polri adalah penghambat utama dari gerakan perjuangan mereka, sehingga, sambung Neta, jika Polri lengah wajar kalangan teroris bermanuver mencari celah dengan modus-modus baru.

Menurutnya, penggunaan ojek online adalah modus baru dalam sistem serangan terorisme di Indonesia. Polri harus mencermati hal ini dengan serius, apakah korban adalah benar-benar pelaku bom bunuh diri dalam serangan di Polrestabes Medan atau korban merupakan korban yang diperalat jaringan terorisme.

“Dalam artian, jaringan terorisme menyewa ojek online untuk membawa penumpang dan barang (bom) ke Polrestabes Medan dan begitu tiba di TKP, bom yang dibawa diledakkan dengan sistem remotkontrol dari jarak jauh,” terangnya.

Fenomena ini, kata Pane, patut dicermati Polri. Terlepas dari semua itu Kapolri Idham Azis harus bisa bekerja cepat, terutama dalam menetapkan Kabareskrim yang baru. Tujuannya, agar Polri bisa konsolidasi, terutama untuk mencermati manuver kelompok terorisme.

“Bagaimana Polri bisa mencermati dan mendeteksi manuver jajaran terorisme, jika Polri sendiri tidak terkonsolidasi dengan mengambangnya posisi Kabareskrim,” demikian Neta S Pane.

 

#bom   #medan   #ipw