Berita Indonesia terkini politik, ekonomi, megapolitan , Politik, senayan, nasional balaikota, olahraga, lifestyle dan hiburan ditulis lengkap dan mendalam - Radarnonstop.co

Caleg Golkar yang Belot ke Pasangan Prabowo-Sandiaga Kena Sanksi DPP?

Agus Supriyanto | Selasa, 25 September 2018
Caleg Golkar yang Belot ke Pasangan Prabowo-Sandiaga Kena Sanksi DPP?
Ketua DPD II Partai Golkor Jakarta Utara, Olsu Babay
-

RADAR NONSTOP--Para pengurus Partai Golkar yang juga menjadi calon legislatif (caleg) membentuk sebuah relawan yang diberi nama "Go Prabu" (Golkar Prabowo Uno). Akankah para caleg beringin yang membelot mendukung pasangan Capres-Cawapres (Prabowo-Sandiaga Uno) itu mendapat sanksi dari Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar?

"Apa yang mereka lakukan di luar koridor Partai Golkar adalah perbuatan mereka sendiri. Dan Golkar Insya Allah akan memberikan keputusan yang tegas.
Untuk sanksi sangat tegas yang bisa memberikan adalah DPP Partai Golkar," ungkap Ketua DPD II Partai Golkar Jakarta Utara, Olsu Babay melalui rilis yang dikirimkan ke Radar Nonstop, Selasa (25/9/2018).

Ia menilai, apa yang dilakukan Relawan "Go Prabu" alias Golkar Prabowo-Uno itu tidak elok. "Itu adalah tindakan yang tidak benar dan di luar etika berorganisasi yang benar dan bermoral. Jadi, yang tidak ikut aturan berarti tak pantas disebut kader Golkar," cetusnya.

BERITA TERKAIT :
Panen Dukungan: Aksi AMUK RI Bagi Bunga Mawar & Tanda Tangan di Kain Putih Panjang Ajak Masyarakat Bersatu Setelah Pilpres 2024
Penetapan Prabowo-Gibran Jadi Presiden Dan Wapres, Jalan Imam Bonjol Bakal Macet Parah

Mengapa demikian? Karena, kata politisi muda beringin ini, partai telah bulat dan konsisten mendukung dan memenangkan Jokowi.

"Hasil munaslub dan forum-forum resmi yang semua diteken oleh seluruh elemen Golkar dari tingkat bawah sampai pusat menyatakan mendukung Jokowi untuk dua periode," tegasnya.

Lalu, apakah mereka (relawan Go Pabu) yang sudah ditetapkan menjadi caleg tetap oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) akan dicoret? Olsu Babay mengatakan, untuk mencoret itu harus dikonsultasikan dengan KPU dan DPP. "Itu kewenangan KPU dan DPP, bisa enggaknya," imbuh dia.

Olsu Babay menambahkan, sikap yang benar harusnya adalah memenuhi aturan dan cara main yang telah disepakati bersama. "Contoh konkret seperti ini, pemred (pemimpin redaksi) koran itu dipilih. Terus semua sudah sepakat milih Mas Agus jadi pemred misalnya. Nah, pada saat di ujung pilihan, bukan Mas Agus ternyata. Kan enggak benar itu," ketusnya.

Anak buah Airlangga Hartarto ini pun mengajak kepada semua elemen Golkar untuk menyatu. "Kita lelah berperang secara internal terus-menerus. Ayo wujudkan slogan kita. Suara rakyat, suara Golkar. Golkar kita bersatu untuk menang," ia menandaskan.

Sebelumnya diberitakan, dukungan Partai Golkar pada pasangan Calon Presiden-Calon Wakil Presiden (Capres-Cawapres), Jokowi-Ma'ruf Amin tidak bulat. Partai Golkar pun pecah jadi dua: satu mendukung nomor urut 1 dan satu lagi memberi dukungan penuh ke pasangan capres-cawapres nomor urut 2: Prabowo Soebianto-Sandiaga Salahuddin Uno.

Buktinya, para calon wakil rakyat (calon legislatif/caleg) dari Partai Golkar di Pemilu Legislatif (Pileg) 2019 mendukung penuh Prabowo-Sandi. Pada Senin (24/9/2018), para pengurus Golkar yang juga calon legislatif membentuk sebuah relawan yang diberi nama "Go Prabu" (Golkar Prabowo Uno).

Relawan itu sepakat memenangkan Prabowo-Sandi di Pemilu Presiden (Pilpres) mendatang. "Kami deklarasi GO Prabu karena kondisi Partai Golkar yang sama sekali tidak diuntungkan dalam mendukung pasangan Jokowi-makruf," tegas Cupli Risman, Koordinator Nasional Forum Caleg Partai Golkar dalam keterangan tertulis yang dikirim ke awak media.

Ia merasa, Prabowo-Sandi pasangan yang pas untuk dipilih karena memiliki hubungan idiologis dan kultural yang kuat dengan Golkar. "Kami rasa, Prabowo Subianto yang pas untuk dicalonkan karena secara idiologis dan kultural mempunyai hubungan yang kuat dan dekat dengan partai Golkar," paparnya.

Cupli mengungkapkan, melorotnya suara Partai Golkar menjadi partai menengah hasil beberapa lembaga survei diyakini karena mendukung Jokowi-Ma'ruf dalam Pilpres 2019. Makanya, Forum Caleg Golkar "ogah" memilih Jokowi-Ma'ruf.

Sementara itu, di tempat yang sama, Fadhly, Sekretaris Nasional Forum Caleg Partai Golkar juga mengungkapkan hal-hal yang menjadi pertimbangan mengapa berbeda pilihan dengan DPP Golkar. "Kondisi ekonomi rakyat bawah yang semakin susah dan terindikasi melaratlah menjadi faktor utama kenapa kami menolak Jokowi dicalonkan kembali menjadi capres Partai Golkar," cetusnya.

Kata keduanya, alasan lain mengapa enggan mendukung Jokowi adalah karena banyaknya indikasi operasi intelijen melalui aparat penegak hukum yang menargetkan elit Partai Golkar menjadi tersangka dalam kasus tertentu.

Lalu, Sandiaga Salahuddin Uno dinilai sebagai simbol kaum milenial yang banyak menginspirasi anak muda di Indonesia. "Atas dasar itulah, kami dari Forum Calon Legislatif Partai Golkar memutuskan mendukung pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden Prabowo Subianto dan Salahuddin Uno, dan akan berjuang di Dapil masing-masing untuk memenangkan pasangan tersebut," tandas Fadhly.