Berita Indonesia terkini politik, ekonomi, megapolitan , Politik, senayan, nasional balaikota, olahraga, lifestyle dan hiburan ditulis lengkap dan mendalam - Radarnonstop.co
Kisruh Anggaran Aneh

Kadis Parbud dan Bappeda Mundur, Kadisdik DKI Nyusul Apa Nggak Nih..

RN/CR | Jumat, 01 November 2019
Kadis Parbud dan Bappeda Mundur, Kadisdik DKI Nyusul Apa Nggak Nih..
Ratiyono -Net
-

RADAR NONSTOP - Ditengah anggaran heboh yang tercantum dalam Kebijakan Umum Anggaran Prioritas Plafon Anggaran Sementara (KUA-PPAS) DKI 2020, anak buah Anies Baswedan angkat bendera putih.

Usai Kadis Pariwisata dan Budaya DKI Edy Junaedi, kini giliran Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Sri Mahendra yang mundur. 

"Surat pengunduran diri Kepala Bappeda diserahkan hari ini," kata Anies saat jumpa pers di Balai Kota DKI, Jakarta Pusat, Jumat (1/11/2019). 

BERITA TERKAIT :
Ditunjuk-tunjuk Pedemo saat Aksi, Sikap Tenang Kadisdik Kota Bekasi Dipuji
Forum Pemuda dan Mahasiswa Jakarta Desak Anies Pecat Nahdiana Atas Dugaan Pungli Disdik DKI

Anies lalu mempersilakan Mahendra untuk menyampaikan pengunduran dirinya di depan media. Bicara singkat, Mahendra mengatakan Pemprov DKI membutuhkan Bappeda yang lebih baik. 

"Situasi dan kondisi yang terjadi saat ini yang membutuhkan kinerja Bappeda yang lebih baik lagi. Saya mengajukan permohonan untuk mengundurkan diri dengan harapan agar akselerasi dapat lebih ditingkatkan," ucap Mahendra. 

Bappeda sendiri bertanggungjawab menyusun rencana anggaran DKI Jakarta. Dalam berapa waktu terakhir, rencana anggaran DKI sedang disorot karena dianggap janggal, salah satunya soal anggaran lem Aibon Rp 82 miliar. 

Sehari sebelumnya, Edy Junaedi lebih dahulu mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Kadis Pariwisata dan Budaya DKI dengan alasan ingin jadi staf di TMII. Sebelum pengunduran diri Edy itu, Dinas Pariwisata sempat jadi sorotan gara-gara anggaran influencer Rp 5 miliar.

Jika Kadisparbud mundur dikarenakan penemuan anggaran aneh tersebut, apakah koleganya Kadisdik DKI Ratiyono akan mengambil langkah serupa? Atau tetap bertahan karena memang sudah tebal muka dan tak tahu malu, publik menanti langkah Ratiyono?