RADAR NONSTOP - PON Papua sebentar lagi digelar. Para pengurus KONI sudah mempersiapkan atletnya untuk berlaga di Papua pada 2020.
Tapi apa jadinya jika dana pembinaan tak kunjung cair. Target besar dari pemprov dan Dispora tentunya menjadi beban KONI.
Nah, KONI Sumatera Barat (Sumbar) dana hibah hingga kini belum cair. Galau dicampur setres membuat beberapa pengurus KONI 'emosi'.
BERITA TERKAIT :Wakil Ketua KONI Sumbar Fazril Ale berkelahi dengan Kabid Olahraga Dispora Sumbar, Rasydi Sumetri saat pelepasan atlet Sumbar ke Pekan Olahraga Wilayah (Porwil) Sumatera, Jumat (25/10/2019) malam di aula kantor gubernur Sumbar adu jotos.
Malahan aksi adu jotos itu terjadi di hadapan Wakil Gubernur Sumbar Nasrul Abit yang melepas secara seremonial atlet Sumbar.
Akibat kejadian itu, hidung Rasydi Sumetri berdarah. Dispora belum bisa memberikan rekomendasi pencairan dana karena Rencana Anggaran Biaya (RAB) KONI perlu direvisi.
Kepala Dispora Sumbar Bustavidia kepada wartawan mengakui pihaknya belum memberikan rekomendasi untuk pencairan dana KONI yang juga dipergunakan untuk keberangkatan atlet ke Porwil Sumatera di Bengkulu.
"Dananya belum kita rekomendasikan untuk dicairkan karena RAB-nya perlu direvisi," jelas Bustavidia.
Bustavidia mengatakan, RAB KONI Sumbar baru masuk pada 24 Oktober lalu dan pihaknya langsung membahasnya.
Namun karena ada sejumlah perencanaan biaya yang perlu direvisi, maka pihaknya belum memberikan rekomendasi.
Aksi adu jotos itu viral. Di group WhatsApp (WA) video itu tersebar.
Aturan ketat dana pencairan hibah memang dialami oleh hampir seluruh KONI di seluruh Indonesia. Jika dana hibah telat maka akan berdampak pada pembinaan dan honor atlet, pelatih dan asisten pelatih.
KONI sebagai rumah besar atau orangtua atlet tingkat provinsi sering kali nombok akibat lambatnya pencairan dana hibah. Padahal pembinaan atlet harus terus jalan setiap bulan.
Kalau saja pembinaan atlet tertunda maka prestasi pastinya akan kendor dan sulit mengejar ketertinggalan.