Berita Indonesia terkini politik, ekonomi, megapolitan , Politik, senayan, nasional balaikota, olahraga, lifestyle dan hiburan ditulis lengkap dan mendalam - Radarnonstop.co

Disindir PAN, Pengamat: Mungkin Prabowo Trauma

NS/RN | Rabu, 23 Oktober 2019
Disindir PAN, Pengamat: Mungkin Prabowo Trauma
-

RADAR NONSTOP - Sindiran PAN kepada Prabowo dinilai salah sasaran. Bahkan, partai yang didirikan Amien Rais itu terkesan baper alias dibawa perasaan. 

Pengamat politik Hanta Yuda, mengatakan bergabungnya Prabowo ke koalisi Jokowi adalah hal biasa. Bisa saja Prabowo trauma karena pada 2014, pernah ditinggalkan oleh mitra koalisi.

"Jadi PAN saya rasa tak perlu baper atau apalah," tegas Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia dikutip dari Kompas TV dalam Live-nya, Selasa (22/10).

BERITA TERKAIT :
Kabinet Kompak, Prabowo: Alhamdulillah Satu Bulan Ibarat Tim Sepak Bola
Warisan Mulyono Bikin Pusing, Dampaknya Makan Bergizi Gratis Dipotong Jadi Rp 10 Ribu Per Porsi

Diketahui, Ketua DPP Partai Amanat Nasional (PAN) Yandri Susanto mengaku heran Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto bersedia jadi menteri di pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Ma'ruf Amin. Padahal, kata dia, Prabowo sempat jadi rival Jokowi di Pilpres 2019.

"Tentu kita kaget juga Pak Prabowo mau jadi menteri ya," kata Yandri di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (22/10).

Yandri tidak bisa membayangkan bagaimana Prabowo saat rapat kerja (Raker) dengan anggota DPR. Dia pun berguyon, khawatir ada anggota yang salah sebut Prabowo yang sudah menjabat sebagai menteri sebagai capres.

"Saya enggak kebayang itu capres nanti Raker sama Komisi I begitu kan. nanti jangan-jangan 'Pak Capres eh bukan Pak Menteri' begitu nah nanti orang nanya begitu kan," ujarnya.

Kendati demikian, Yandri menghormati keputusan Prabowo. Lanjutnya, mungkin dengan jadi menteri Prabowo bisa memperbaiki nama baiknya.

"Tetapi ya sudah lah mungkin itu juga mimpi besar Pak Prabowo bisa aktif kembali, atau mungkin bisa membersihkan nama baiknya selama ini banyak pro kontra ya kan," ungkapnya.

"Dengan adanya jadi menteri dia punya kesempatan untuk mengabdi bagi PAN enggak ada masalah itu," ucapnya.

Saat Pilpres 2014, koalisi Prabowo seperti PAN, Golkar dan PPP memang loncat ke Jokowi. Partai-partai ini mendapatkan kursi menteri di kabinet. 

Untuk PAN, padahal sudah didukung oleh koalisi Prabowo menjadi Ketua MPR yakni Zulkifli Hasan.