Berita Indonesia terkini politik, ekonomi, megapolitan , Politik, senayan, nasional balaikota, olahraga, lifestyle dan hiburan ditulis lengkap dan mendalam - Radarnonstop.co

Siapa Relawan Kardus Yang Dimaksud Jokowi?

NS | Senin, 17 September 2018
Siapa Relawan Kardus Yang Dimaksud Jokowi?
Jokowi bersama para relawan.
-

RADAR NONSTOP - Istilah kardus jadi ngetren. Kardus pertama kali dilontrakan pokitisi Demokrat, Andi Andief kepada Prabowo terkait capres-cawapres.

Nah, kini istilah kardus juga dipakai Jokowi. Presiden memakai istilah Ralawan Kardus.

Siapa yang dimaksud Jokowi? Diketahui, jelang Pilpres 2019, banyak tokoh atau aktivis membuat relawan. Hanya modal publikasi dan sosial media, relawan ini mengklaim punya basis di berbagai daerah.

BERITA TERKAIT :
Eks Watimpres Sidarto, Dekat Dengan Jokowi Tapi Kecewa Ke Mulyono 
Jokowi Dan SBY Gak Hadir Ke Lapangan Banteng, Tanda Apakah Buat RIDO?

"Saya meyakini relawan Projo ini bukan relawan 'kardus', betul-betul relawan yang (punya) militansi, punya semangat daya juang yang tinggi, ingin ikut memperbaiki negara ini," kata Jokowi di Jakarta, Minggu malam (16/11).

Jokowi memberikan pengarahan dalam penutupan Rapat Kerja Nasional IV relawan pendukung Jokowi Projo.

Capres petahana itu tiba di lokasi acara sekitar pukul 14.15 WIB dan menyampaikan arahan tertutup yang tidak boleh diliput oleh awak media.

"(Pengarahan) Ini biar rekan-rekan relawan memiliki semangat, memiliki militansi yang tinggi, mereka ingin berbuat baik untuk negara," ungkap Jokowi.

Rakernas IV Projo ini sudah digelar sejak Sabtu, 15 September 2018. Sejumlah tokoh sudah menyampaikan pembekalan kepada para relawan antara lain Erick Tohir selaku Ketua Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf Amin dan Wakil Ketua TKN yang juga Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko.

"Dari dulu kan kita selalu menyampaikan optimisme, menyampaikan program, menyampaikan apa yang sudah kita kerjakan," ungkap Jokowi.

Ia pun meyakini bahwa Pemilihan Presiden 2019 adalah suatu kontestasi ide dan bukan debat yang membawa isu SARA (suku, agama, ras dan antargolongan).

"Saya kira memang ini sekali lagi, kontestasi ini harus diisi dengan kontestasi program, adu program, adu ide, gagasan. Saya kira ini akan mendewasakan dan mematangkan cara-cara berpolitik masyarakat," kata Jokowi.