Berita Indonesia terkini politik, ekonomi, megapolitan , Politik, senayan, nasional balaikota, olahraga, lifestyle dan hiburan ditulis lengkap dan mendalam - Radarnonstop.co
Demi Bisa Berkurban

Pemulung Tanah Abang Ini Menabung Rp5000 Tiap Hari

RN/CR | Selasa, 30 Juli 2019
Pemulung Tanah Abang Ini Menabung Rp5000 Tiap Hari
-

RADAR NONSTOP - Setiap tahun umat Islam merayakan Idul Adha. Seringkali masyarakat Indonesia menyebutnya Hari Raya/Lebaran Haji atau Kurban.

Sebutan tersebut muncul karena pada perayaan Idul Adha berkenaan dengan pelaksanaan ibadah Haji di Mekkah yang diiringi dengan ibadah kurban dengan menyembelih hewan yang disyaratkan seperti kambing, domba, sapi, kerbau atau unta.

Ibadah kurban dilaksanakan dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah SWT. Ibadah yang dilakukan sebagai perwujudan rasa syukur atas semua nikmat yang tak terhitung banyaknya dari Allah SWT. 

BERITA TERKAIT :
Kabar Duka, Ratusan Jamaah Haji Indonesia Wafat Akibat Panas Ekstrem
Santuni Anak Yatim, PT Waskita Bareng Pengurus RW 13 Kel. Penjaringan Berbagi Kasih

Ibadah kurban ini pun akan diganjar dengan sangat banyak pahala yaitu berupa kebaikan dari setiap helai bulu dan pengampunan dosa dari setiap tetes darah hewan yang diqurbankan. Bahkan, sebagian ulama menyebutkan, barangsiapa yang berkurban 7 tahun berturut - turut, pahalanya seperti orang naik haji.

Berkurban merupakan ibadah Sunnah Muakkadah, yaitu tidak wajib namun sangat dianjurkan, sehingga Rasulullah SAW tidak pernah meninggalkannya. 

Bagi umat Islam yang tidak mampu, ibadah ini tidak perlu dilakukan. Justru mereka yang tidak mampu akan mendapatkan pembagian daging hewan kurban sehingga diharapkan saat perayaan Idul Adha, semua masyarakat dapat bergembira ria merasakan mengkonsumsi daging yang mungkin saja sangat jarang bisa dilakukan karena keterbatasan ekonomi.

Mungkin karena merupakan ibadah yang sangat dianjurkan dan sangat banyak pahalanya, maka banyak umat Islam berbondong-bondong melaksanakan ibadah kurban ini. 

Yang melaksanakan kurban pun bukan hanya dari golongan berpunya, mampu, kaya dan banyak harta. Dari golongan ekonomi lemah pun cukup banyak yang berupaya agar bisa berkurban. 

Berbagai media banyak yang memberitakan beberapa kisah dari masyarakat yang pas-pas-an bahkan kekurangan dalam kehidupannya, namun ternyata bisa berkurban dalam perayaan Idul Adha. 

Mereka yang berasal dari golongan ekonomi lemah tersebut ternyata telah menabung jauh-jauh hari sebelumnya bahkan ada yang beberapa tahun sebelumnya agar suatu saat bisa terkumpul uang yang cukup untuk membeli hewan yang disyaratkan bahkan yang terbaik untuk dikurbankan. 

Mereka rela menahan berbagai keinginannya bahkan rela tetap kekurangan setiap harinya agar suatu saat kelak bisa berqurban. Seperti kisah ibu Suyati, nenek berusia 63 tahun yang menjadi pemulung di sekitar Roxy dan Tanah Abang. 

Suyati tinggal di bangunan liar pinggir rel kereta Tanah Abang. Dalam sehari Suyati hanya bisa mendapatkan Rp20.000 - Rp30.000. Selain untuk bertahan hidup, uang ini sebagian disisih kan untuk orang tuanya, sang bapak yang berusia 90 tahun dan anaknya yang menderita gangguan mental yang tinggal di kampung. 

Ditengah keterbatasan, ibu Suyati memiliki keinginan untuk berkurban. Baginya hidup tidak hanya di dunia tapi juga di akhirat. “Saya juga pengen punya simpanan di akhirat nanti” kata Bu Suyati. Keinginan itu ia niatkan dengan menabung lima ribu rupiah tiap harinya. 

Keinginan Bu Suyati akhirnya bisa terwujud. Setelah menabung cukup lama, uang untuk berkurban berhasil terkumpul. 

Pada awalnya bu Suyati bingung mau menyalurkan kurban kemana. Keinginan berkurban ini Bu Suyati ungkapkan ke Kak Indung. Beliau salah seorang yang suka memberikan bantuan pada bu Suyati yang sering memulung dekat rumahnya

Mendengar hal tersebut kak Indung memberitahu bu Suyati bahwa ada anak didiknya yaitu adik Ihsan yang menjadi relawan di Yayasan Al Kahfi Cabang Jakpus di Jalan Taman Kramat Jaya Baru No. 4, Johar Baru . Yayasan sosial yang membantu anak yatim piatu dhuafa.

Bu Suyati mengalokasikan Qurbannya berupa patungan 1 nama sapi di Yayasan Al Kahfi Cabang Jakarta Pusat dalam program “Tebar 1000 kantung Qurban, kontribusi Al Kahfi untuk negeri”. Daging kurban ini nantinya akan dibagikan untuk anak yatim piatu dhuafa, janda-janda dan  warga kurang mampu disekitar Johar baru, Kemayoran dan Tanah Abang. 

Dari Ibu Suyati, seorang Pemulung kita belajar "Kaya sesungguhnya bukan seberapa yang kita miliki tapi berapa banyak yang bisa diberi".