Berita Indonesia terkini politik, ekonomi, megapolitan , Politik, senayan, nasional balaikota, olahraga, lifestyle dan hiburan ditulis lengkap dan mendalam - Radarnonstop.co

Telan Anggaran Rp5 Miliar, Lebaran Betawi Hanya Rutinitas Tanpa Edukasi

RN/CR | Minggu, 21 Juli 2019
Telan Anggaran Rp5 Miliar, Lebaran Betawi Hanya Rutinitas Tanpa Edukasi
-Net
-

RADAR NONSTOP - Lebaran Betawi Provinsi DKI Jakarta 2019 yang digagas Bamus (Badan Musyawarah) Betawi menelan anggaran kurang lebih Rp5 Miliar.

Sayangnya, hajatan dengan dana jumbo itu terkesan hanya rutinitas belaka. Tak ada yang bisa menjadi pelajaran edukasi bagi publik apalagi wisatawan sebagai nilai tambah melihat kemajuan kota.

Begitu dikatakan Sosiolog, Danang Sasongko, Lebaran Betawi hanya menampilkan beberapa anjungan dari 5 Wilayah Kota dan satu Kabupaten Kepulauan Seribu serta beberapa spot panggung hiburan.

BERITA TERKAIT :
Nama Dicatut, Gerbang Betawi Tegaskan Netral Di Pilkada Jakarta
Milad Ke 24 Tahun Perkampungan Budaya Betawi (PBB). Ikut Tren Jadi Tempat Studi, Memodifikasi Elemen Betawi

“Perhelatannya, hanya seperti dari tahun ke tahun, berkutat pada penampilan anjungan, kuliner dan pentas seni budaya Betawi,” ujarnya.

Seperti orang datang hadir melihat di Lebaran Betawi 2019 hanya pada nilai kultur etnis Betawi saja. Padahal Jakarta merupakan Kota Metropolis yang secara makro ingin melihat bukan pada nilai budaya saja namun hasil sebuah pembangunan kota masing – masing melalui konsep budaya hingga kearifan local yang berdampak langsung hasil pembangunan kota secara ekonomi bagi masyarakat Jakarta.

Padahal, anggaran untuk penyelenggaraan Lebaran Betawi sangat besar, kurang lebih Rp5 Miliar. Dana jumbu itu hanya dibentuk tata panggung kesenian, sayang hanya konsep sederhana, padahal pagelaran budaya atau ajang lebaran betawi seharusnya bisa menjadikan kolosal review atau mengarah pada konsep imdustri untuk menjual daya tarik budaya Betawi.

“Dalam anjungan setiap kota juga hanya demikian masyarakat tak disungguhkan nilai informatik hanya rumah adat tempo doloe dengan tidak memunculkan dinamika modernisasi kota berkultur.

“Doloe Betawi Kayak Gini”, setelah melihat objek, hanya itu yang dibenak pengunjung, setelah melihat,” terang Danang.

Padahal masyarakat umum sangat ingin mendambakan apa kemajuan Kota Jakarta dengan selain nilai kultur Betawi mampu bersaing pada sektor budaya menjadi pilar devisa.

Titin (41) warga Jakarta Timur bersama keluarga ketika di konfirmasi mengatakan, dirinya tahu ada Lebaran Betawi dari wilayah, tapi kesini hanya ingin jalan – jalan di Monas.

“Karena mau melihat stand tak ada hanya kami bisa berselfi saja berswafoto dengan tulisan ada lebaran Betawi di Monas,” ujar Titin.

#Lebaran   #Betawi   #Monas