RADAR NONSTOP - Aksi menolak parkir berbayar terus digelar. Para mahasiswa mengaku tarif parkir mirip dengan mal.
"Saya tak ikut demo tapi kalau bayar parkir mahal kami protes. Bisa gak makan kita kalau kuliah pagi pulang sore," keluh mahasiswa saat ditemui di Kampus UI, Depok, Jawa Barat, Selasa (16/7).
Protes juga dilayangkan MI. Mahasiswi ini menyatakan parkir berbayar sama saja membrangus anak bangsa yang ingin menuntut ilmu.
BERITA TERKAIT :"Gimana mau tenang belajar kalau dalam hati berdebar saat belajar karena parkir mahal," ucapnya.
Senin (15/7), uji coba penerapan sistem secure parking saat ingin masuk kawasan Universitas Indonesia (UI) Depok ditolak mahasiswa. Bersama pengemudi ojek pangkalan, mereka melakukan demo serta menyegel mesin pintu masuk parkir berbayar.
“Sudah berulang kali mahasiswa mengingatkan ke jajaran UI untuk tidak menerapkan parkir berbayar di pintu masuk kawasan UI, tetap saja maksa. Akibatnya pagi hari saat mahasiswa ingin masuk kuliah terjebak macet di pintu masuk ujung Jalan Layang UI, ” kata Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM UI) Manik Margana Mahendra.
Menurut mereka, wacana parkir berbayar di kampus UI perlu dikaji ulang. Bukan hanya kendaraan harus antre masuk kampus, hingga membuat kemacetan, namun tidak semua mahasiswa UI mampu bayar parkir jika kuliah sampai siang dan sore hari.
“Sudah uang kuliah mahal, ini ditambah dengan uang parkir lagi. Coba kaji ulang keberadaan parkir berbayar ini. Kawasan kampus UI Depok relatif aman dan lagi bukan tempat belanja atau mal yang setiap masuk kampus harus bayar, ” ujarnya kecewa.
Ditempat yang sama, sejumlah pengemudi ojek pangkalan yang selama ini mangkal di pintu masuk kawasan Kukusan, Politeknik UI Beji, dan halte UI juga ikutan protes.
Dari informasi yang diperoleh, tarif yang dikenakan untuk parkir berbayar adalah, Rp2000 untuk satu jam pertama diperuntukan bagi motor dan Rp 4000 hingga Rp6000 untuk mobil. Selanjutnya, setiap jam dikenakan tarif Rp1000 hingga maksimal Rp4000.