Berita Indonesia terkini politik, ekonomi, megapolitan , Politik, senayan, nasional balaikota, olahraga, lifestyle dan hiburan ditulis lengkap dan mendalam - Radarnonstop.co
Jelang Munas Golkar

Airlangga, Apes Seperti Ical Apa Hoki Mirip Akbar Tandjung

NS/NPC/JPNN | Minggu, 23 Juni 2019
Airlangga, Apes Seperti Ical Apa Hoki Mirip Akbar Tandjung
-

RADAR NONSTOP - Gejolak kader Golkar kian panas. Airlangga Hartarto di ujung tanduk. 

Sejarah Golkar mencatat, selain Akbar Tandjung tidak pernah ada ketua umum menjabat dua periode kecuali di era Soeharto. Aburizal Bakrie alias Ical yang kuat dan kokoh ambruk saat hendak mencalonkan dua periode. 

Apakah Airlangga apes seperti Ical atau hoki mirip Akbar Tandjung? 

BERITA TERKAIT :
Lama Tak Muncul, Bang Uncu Sebut Zaki Barang Bagus Untuk Jakarta 
Didekati Ahmed Zaki, PKS DKI Jangan Mau Digocek Golkar  

Politikus senior Golkar Yorrys Raweyai mengingatkan Airlangga agar tak maju sebagai calon ketua umum pada musyawarah nasional (munas) mendatang. Alasannya, Golkar sebaiknya meneruskan tradisi ketua umum hanya menjabat selama satu periode.

Menurut Yorrys, sulit bagi kader-kader menjadi ketua umum Partai Golkar selama dua periode. Selain itu, katanya, partai berlambang beringin itu juga memiliki banyak kader mumpuni yang berpeluang menjadi ketua umum.

“Ini organisasi kader. Masa partai kayak begini mau dikuasai, ini partai terbuka,” katanya saat berdiskusi di kawasan Menteng, Jakpus, Sabtu (22/6).

Lebih lanjut Yorrys mengatakan, dalam sejarah Golkar baru Akbar Tandjung yang menduduki ketua umum selama dua periode. Setelah itu tidak pernah ada yang berhasil.

Yorrys lantas mencontohkan upaya Aburizal Bakrie alias Ical menjadi ketua umum selama dua periode. Nyatanya, katanya, upaya Ical kandas karena ada pihak-pihak di Golkar yang menentangnya.

“Dahulu Aburizal paling solid paling kuat saja kami melawan. Ini kan partai kader,” jelasnya.

Oleh sebab itu Yorrys mengaku akan menjadi kader Golkar yang terdepan dalam melawan jika Airlangga mau menjadi ketua umum lagi. Alasannya, Golkar yang memiliki banyak kader mumpuni juga butuh regenerasi kepemimpinan.

“Jadi enggak boleh. Kalau ada yang bercita-cita dua kali saya akan berdiri paling depan,” ungkapnya. 

Diketahui, saat ini kader anti Airlangga mulai gerilya. Mereka tidak ingin, Golkar yang suaranya ambruk di 2019 kembali memilih Menteri Perindusterian itu. "Masa orang gagal dipilih lagi. Airlangga itu cita-citanya hanya menteri saja," aku kader Golkar yang namanya enggan disebutkan. 

Kata dia, gerakan anti Airlangga sudah menyebar ke daerah-daerah. "Kalau buat penjilat pasti setuju saja dengan Airlangga. Tapi, buat kemajuan parpol pasti menolak dengan majunya Airlangga," ungkapnya.