RADAR NONSTOP - Sosialisasi tentang kondisi minyak dan gas bumi perlu disampaikan ke masyarakat. Sebab, masih banyak yang meyakini Indonesia adalah negeri penghasil migas terbesar.
Hal itu disampaikan penulis buku Dialog: Tanya Jawab Migas, A Rinto Pudyantoro. Dikatakannya, masyakat atau publik perlu disampaikan tata kelola migas. Sehingga tidak menimbulkan perdebatan yang sistemik di masyarakat.
"Buku ini ditulis dengan gaya penulisan yang soft tapi juga lugas. Buku ini berisi 250 pertanyaan tentang migas," kata A Rinto Prihantono, Kepala Cabang SKK Migas Papua dan Maluku.
BERITA TERKAIT :Menurut Rinto, sosialisasi migas bisa dilakukan lewat diskusi diskusi hanya saja tidak bisa terus menerus. Sementara lewat buku yang bisa dibawa pulang bisa berkepanjangan.
"Kalau ada yang tidak tuntas, maka bisa dibuka lagi dan dicari hal hal yang sifatnya masih pertanyaan," ungkapnya.
Sementara praktisi buku yang juga penulis, Afriyadi Ajo mengatakan, buku ini bisa dibaca untuk berbagai kalangan. "Cocok untuk semua usia. Bahkan bagi yang ingin menjadi pelaku migas, tidak perlu puluhan tahun bergelut di sektor migas. Cukup baca buku ini," tegasnya.
Hal serupa dikatakan Ketua Forum Jurnalis Jakarta, Ahmad Yuslizar. Dia berpendapat gaya penulisan buku Dialog Tanya Jawab Migas mengalir dan tidak menjenuhkan.
"Hebatnya penulis buku ini berlatar belakang akuntan. Tapi beliau mampu menulis buku yang komperehensif. Saya kira buku ini sangat bisa menjadi referensi pelaku migas," tegasnya