Berita Indonesia terkini politik, ekonomi, megapolitan , Politik, senayan, nasional balaikota, olahraga, lifestyle dan hiburan ditulis lengkap dan mendalam - Radarnonstop.co

Sidak ke Posko Caleg, Komisioner Bawaslu Kota Bekasi Dinilai Pencitraan

RICK/BUD | Jumat, 08 Maret 2019
Sidak ke Posko Caleg, Komisioner Bawaslu Kota Bekasi Dinilai Pencitraan
Box susu untuk Ibu Hamil yang berada di Posko Caled DPR RI
-

RADAR NONSTOP - Percaturan politik di Kota Bekasi kini kian memanas. Bawaslu Kota Bekasi mendapat laporan terkait adanya pelanggaran dari salah satu Caleg yang diduga melanggar aturan.

Dilansir dari beberapa media online, Komisioner Bawaslu Kota Bekasi, Ali Mahyahil dan Novita mendatangi kantor pemenangan anggota DPR RI yang juga Caleg DPR dari PAN, Intan Fauzi di Ruko Galaxy.

Menurut Ali, sidak dilakukan atas laporan dari masyarakat, sehingga dirinya berinisiatif mendatangi posko tersebut dan menemukan ratusan biskuit yang ditempel stiker bertuliskan Intan Fauzi, Anggota DPR RI dari PAN.

Kedatangan komisioner Bawaslu untuk melakukan inspeksi mendadak (Sidak) ke Posko tersebut menuai kecaman dari sejumlah kalangan.

Seperti yang diungkapkan Ketua LSM Kaki Publik, Adri Zulpianto. Terkait temuan yang diduga pelanggaran dari salah satu Caleg DPR RI menurut Adri, sikap Komisioner Bawaslu, Ali Mahyahil tersebut terlalu tergesa-gesa dan terkesan ingin dinilai saja atau pencitraan.

"Bawaslu itu kalau melakukan inspeksi mendadak (sidak) kan harus ada tata caranya, harus ada surat tugas, terkait apa sidaknya. Dan menurut PKPU, kan kalimat sidak tidak boleh menggeledah. Dan jangan diekspos dulu ke media. Karena kerja Bawaslu kan kolektif kolegial. Tidak main sendiri," ungkapnya.

Lebih lanjut ia mengatakan, kalau belum verifikasi ke yang bersangkutan (peserta Pemilu) jangan diekspos terlebih dahulu.

"Misalnya ada temuan nih, Bawaslu ajak dulu ngobrol tuh sesama Komisioner. Lalu panggil juga pihak yang diduga dan diperiksa. Jangan belum apa-apa sudah diekspos. Lah kalau ternyata yang disidak tidak bersalah melakukan pelanggaran, kan bisa kena pasal pidana tuh Bawaslu, pencemaran nama baik, dan masuk ke rumah orang tanpa ijin dan mengambil barang. Itu kan pencurian," kata Adri.

Bahkan Adri menduga ada oknum Bawaslu masuk ke ranah dinamika persaingan sesama Caleg.

"Bisa saja kan anggota Bawaslu itu masuk ke dinamika persaingan antar Caleg dengan atau tanpa disadari," ungkapnya, kepada RADAR NONSTOP.

Lebih baik kata Adri, Bawaslu tindaklanjuti temuan kasus-kasus sebelumnya yang sudah diproses di Kejaksaan, namun saat ini sudah tidak terdengar lagi kabarnya.

"Urus yang sudah jelas aja kasus-kasus yang sudah sampai ke Kejaksaan tuh, pembagian sembako. Itu jelas melanggar. Kenapa sekarang tidak ada kabarnya lagi," sindirnya.

Sementara Komisioner Bawaslu Ali Mahyahil saat dikonfirmasi siapa warga pelapornya terkait temuan biskuit tersebut enggan menjawab.

"Pokoknya warga lah. Tulis aja atas laporan warga," jawab Ali kepada awak media.

Ketika didesak, apakah pelapornya timses dari Caleg tertentu yang merupakan pesaing. Ali tetap menjawab. "Pokoknya warga aja," ucapnya.

Terpisah, salah satu warga Jatiasih yang telah menerima biskuit yang dianggapnya telah membantu dirinya.

"Kami sangat terbantu dengan adanya biskuit itu kok. Karena bantuan biskuit balita dari Dinkes Kota Bekasi sudah lama tidak kami terima. Jadi adanya biskuit balita dari anggota DPR RI (Intan Fauzi-red) justru seperti air di padang pasir. Sangat membantu kok," ucap Rita, Ketua Posyandu RW 02, kelurahan Jatiasih, Kecamatan Jatiasih seraya menyebut mengambil biskuit secara berkala di kantor Intan Fauzi di Ruko Galaxy dengan kendaraan sendiri, Kamis (7/3).

Ketika ditanya apakah dengan mendapatkan biskuit tersebut dirinya dipaksa atau dipengaruhi untuk mencoblos Intan Fauzi di Pileg 2019?, Rita menjawab lugas.

Menurut dia, setiap membagikan biskuit pada kader posyandu tidak menyuruh atau mempengaruhi masyarakat untuk mencoblos.

"Ya engga lah, lagian stiker yang di dus kan gambarnya Intan Fauzi sebagai anggota DPR RI dari PAN. Dan saya sama kawan-kawan kader Posyandu juga tidak ngomongin politik siapa Caleg yang harus di coblos. Selesai nimbang balita ya kita kasih biskuit itu dan bubur kacang ijo, itu aja sih." tutur Rita yang mengaku bukan timses Intan Fauzi.

Senada dikatakan Azis tokoh masyarakat di RW 01 Rawa Pasung Kelurahan Kota Baru, Bekasi Barat. Dijelaskan Azis, dirinya datang sendiri pakai kendaraan sendiri mengambil biskuit balita dan ibu hamil di Posko anggota DPR RI, Intan Fauzi.

"Seringlah saya ngambil (biskuit-red) sendiri ke posko di Galaxy. Karena ibu-ibu Posyandu di lingkungan saya meminta, ya saya minta ijin ke timnya Bu Intan. Kalau diijinkan ya saya ambil," katanya.

Dia menambahkan, dirinya sudah mengambil sekitar 20 dus biskuit balita. Dan itu pengambilannya bertahap, tergantung permintaan warga dan Posyandu.

"Di lingkungan saya banyak banget balita. Maklum lah perkampungan padat. Saya sebagai warga masyarakat mengucapkan terimakasih kepada anggota DPR RI, Bu Intan Fauzi. Lah kalau nunggu dikasih dari kementerian mah sampe tahun jebot ge gak bakalan dapet tuh biskuit," tandasnya.

BERITA TERKAIT :