Skandal BPJS: Orang Bergazi Rp100 Juta Ikut Disubsidi
RN – Menteri Kesehatan (Menkes), Budi Gunadi Sadikin kembali mengungkap ironi besar dalam sistem jaminan sosial Indonesia. Di hadapan Komisi IX DPR, ia menyoroti fakta mencengangkan, jutaan orang kaya, bahkan yang bergaji lebih dari Rp100 juta per bulan masih ikut menikmati fasilitas bantuan iuran BPJS Kesehatan yang sepenuhnya dibayar negara. Program yang seharusnya menjadi jaring pengaman bagi masyarakat miskin justru kebobolan besar-besaran.
Berdasarkan Data Tunggal Sosial dan Ekonomi Nasional (DTSEN), tercatat 10,84 juta jiwa penerima bantuan iuran (PBI) yang sama sekali tidak tepat sasaran. Mereka bukan berada di desil kesejahteraan 1 sampai 5, melainkan masuk kelompok desil 6 hingga 10, yaitu golongan masyarakat sejahtera hingga terkaya di Indonesia. Bahkan, sekitar 540 ribu orang dari desil 10—kelompok 10 persen orang paling kaya—masih dibayarkan iurannya oleh negara.
Menkes Budi menyebut temuan ini bukan sekadar anomali, tetapi bukti bahwa sistem pendataan selama ini rapuh dan rawan bocor. Kelompok-kelompok mampu, yang secara logika dan etika sudah seharusnya membayar iurannya sendiri, justru masuk daftar penerima subsidi yang dimaksudkan untuk rakyat paling rentan.
BERITA TERKAIT :Tipu-Tipu Pengusaha Ekspor Impor Main Pajak, Bikin Jebol Anggaran Negara
Ia menegaskan, data DTSEN harus menjadi senjata pemerintah untuk merapikan kembali daftar penerima bantuan. Mereka yang jelas-jelas berada di level pendapatan tinggi, mulai dari desil 9 hingga 10, tidak layak mendapatkan bantuan, dan sudah selayaknya dikeluarkan dari skema PBI agar dana negara digunakan tepat sasaran.
Melalui penjelasan lugasnya, Budi seolah menampar realitas pahit, masih banyak ketidakadilan tersembunyi dalam kebijakan sosial, di mana kaum kaya tanpa beban menerima fasilitas negara, sedangkan masyarakat miskin sering harus berjuang keras hanya untuk mendapatkan haknya.
