Acha Septriasa Mengaku Kesepian Usai Cerai
RN – Acha Septriasa akhirnya membongkar sisi kelam di balik perceraiannya dengan sang mantan suami, Vicky Kharisma. Dalam podcast Curhat Bang Densu, air mata dan tawa campur aduk saat Acha jujur menceritakan gejolak batin yang selama ini ia pendam, mulai dari detik-detik menuju sidang perceraian hingga saat palu hakim diketuk di Pengadilan Agama Jakarta Pusat.
Bukan hanya kehilangan pasangan, Acha mengaku baru benar-benar merasakan hampa ketika status resminya berubah menjadi janda.
“Pas hakim bilang resmi bercerai, di situ baru aku ngerasa sedih banget,” ucapnya lirih. Namun, di balik luka itu, ia justru menemukan versi dirinya yang lebih kuat, seorang ibu tunggal yang harus bolak-balik Jakarta–Australia sambil tetap menjalankan tanggung jawab sebagai aktris dan ibu.
BERITA TERKAIT :Acha Septriasa Hidup di Dua Dunia
Meski berpisah, hubungan Acha dan Vicky tetap harmonis lewat pola co-parenting yang dewasa. Keduanya saling berbagi peran tanpa drama, bahkan Acha mengakui bahwa mantan suaminya masih sangat suportif.
“Kami udah kayak tim. Aku handle syuting, dia handle anak. Gak ada ribut-ribut,” ungkap Acha dengan senyum tenang.
Namun ketika ditanya soal kemungkinan membuka hati lagi, Acha tak menutup pintu cinta. Ia mengaku masih ingin menikah, tapi dengan seseorang yang sejalan dengannya, terutama dalam dunia kerja.
“Aku pengen punya pasangan yang bisa aku temani ke mana pun dia pergi, bukan karena posesif, tapi karena aku pengen kita tumbuh bareng,” katanya. Ia percaya bahwa kunci langgeng dalam hubungan adalah komunikasi dan kebersamaan yang nyata, bukan sekadar status di media sosial.
Pernyataan paling menyentuh muncul ketika Acha berbicara tentang rumah dan makna keluarga. Dulu ia mengira kebahagiaan datang dari memiliki rumah megah, tapi ternyata rumah tanpa keluarga hanyalah bangunan kosong.
“Dulu aku pengen banget punya rumah, pengen ini-itu. Tapi setelah punya semua, justru kehilangan keluarga. Di situ aku sadar, yang penting bukan rumahnya, tapi orang-orang yang kita cintai di dalamnya,” tutur Acha dengan suara bergetar.
Kini, Acha hidup dengan prinsip baru, rumah bukan tempat tinggal, tapi tempat hati kembali pulang. Ia belajar bahwa cinta sejati bukan soal harta, tapi tentang kehadiran tentang siapa yang tetap duduk di sebelahmu, bahkan saat semua impian runtuh.
