Berita Indonesia terkini politik, ekonomi, megapolitan , Politik, senayan, nasional balaikota, olahraga, lifestyle dan hiburan ditulis lengkap dan mendalam - Radarnonstop.co

Istri Walkot Bekasi Tidur Di Hotel Saat Banjir, Ditegur Dedi Mulyadi Tapi Dibela Banteng 

RN/NS/YDH | Rabu, 05 Maret 2025
Istri Walkot Bekasi Tidur Di Hotel Saat Banjir, Ditegur Dedi Mulyadi Tapi Dibela Banteng 
Istri Wali Kota Bekasi Wiwiek Hargono.
-

RN - Aksi istri Wali Kota Bekasi Wiwiek Hargono viral. Wiwiek disebut-sebut tidur di hotel saat Kota Bekasi lumpuh karena banjir.

Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menegur istri dari Wali Kota Bekasi Tri Adhianto itu. Dedi menyebut pejabat seharusnya hadir di tengah masyarakat.

Dalam video viral yang beredar, Wiwiek terlihat sedang berada di parkiran sebuah hotel. Dinarasikan, Wiwiek akan menginap di hotel karena rumahnya yang terdampak banjir.

BERITA TERKAIT :
Cikeas Hingga Cileungsi Dikuasai, Demul Sebut Bekasi Marak Mafia Sungai
Rasmus Hojlund Paceklik Gol 3 Bulan

"Kita nganter ibu wiwiek yang mau stay di hotel karena rumahnya kebanjiran. Ibu wali kota kita kebanjiran jadi nginapnya di... H...," ucap seorang wanita yang merekam video tersebut.

"Pada seluruh pejabat dimanapun berada, mari kita sama-sama merasakan apa yang diderita masyarakat. Saat masyarakat mendapatkan musibah, pejabat dan istri pejabat ada di tengah masyarakat," kata Dedi saat diwawancarai di Kantor BPK Jabar, Kota Bandung, Rabu (5/3/2025).

Dedi menyebut seharusnya Wiwiek yang notabene adalah Ketua Tim Penggerak PKK Kota Bekasi menjadi garda terdepan untuk menyelesaikan masalah rakyat. Dia juga menegaskan akan menegur yang bersangkutan, termasuk Wali Kota Bekasi Tri Adhianto.

"Sebagai gubernur bisa melakukan pembinaan berupa teguran. Melalui media ini saya sampaikan teguran pada istri Wali Kota Bekasi untuk merubah sikapnya karena dipilih oleh masyarakat untuk melayani," ujarnya.

Sementara itu, di tempat terpisah, Wali Kota Bekasi Tri Adhianto memberikan penjelasan terhadap video viral istrinya. Tri mengatakan memilih mengungsikan keluarganya karena mengetahui kompleks tempat tinggalnya di Kemang Pratama akan terendam banjir.

"Saya perkirakan bahwa Kemang itu pasti akan tenggelam. Nah, kalau saya bertahan di dalam, berarti saya nggak bisa keluar. Saya selamatkan dulu anak dan istri saya," terang Tri kepada wartawan di Kantor BNPB Jatiasih, Kota Bekasi, Rabu (5/3).

Tri menyampaikan, sebelum banjir merendam perumahannya, dia terus berupaya memberikan informasi kepada warga sekitar terkait ketinggian muka air. Dia mengatakan memilih mengungsi karena harus memantau warga-warga yang terdampak banjir di seluruh wilayah Kota Bekasi.

"Jadi itulah upaya yang kita lakukan di dalam rangka untuk memberikan pelayanan. Kalau saya nanti di dalam rumah, keluarga juga nanyain saya, Pak Walinya ke mana? Oh ada di dalam rumah," ujar dia.

Dia juga membantah bahwa memilih mengungsi di hotel mewah untuk memberikan kesan bermewah-mewahan. "Makanya tentu ada hal-hal yang lebih baik lagi. Supaya ini saja, supaya prosesnya pasti kan lebih aman. Tidak ada pengen pesan bermewah-mewahan," ucapnya.

Dibela Banteng

Tokoh PDIP Kota Bekasi, Waras Wasisto angkat bicara terkait istri Walikota Bekasi yang nginap di Hotel Horison. Diketahui, Tri adalah Ketua DPC PDIP Kota Bekasi.

"Jadi, sewaktu banjir bandang, warga Kemang dari jam 12 malam kita (warga) sudah siaga 1. Karena air di Kali Bekasi Tanggulnya Kemang Pratama itu sudah hampir penuh. Artinya jarak debit air sudah hampir 30 centi deri permukaan air dengan batas tanggul. Perkiraan kita jam 2-3 malam itu air sudah penuh dan luber, air lari ke atas tangul dan mencurah kebawah. Bahkan semua RW sudah mengumumkan kepada seluruh warga Kemang Pratama agar mengevakuasi, selain orang termaksud kendaraan bermotor," terang Waras Wasisto, Rabu (5/3/2025).

Maka, lanjut mantan anggota DPRD Provinsi Jawa Barat ini jam 3 pagi orang sudah mindah-mindahin mobil, motor ketempat yang kira-kira tidak terjangkau banjir.

"Saat itu daerah yang paling rentan ya tempatnya Mas Tri, Kemang Regency. Karena rendah dan bersebelahan dengan kali. Saya coba berkoordinasi dengan Mas Tri dan Mas Tri jam 7 pagi harus sudah keliling memantau banjir. Air rata itu kira-kira jam 6-7 pagi. Karena Mas Tri mau ngurus Kota Bekasi, maka dia dengan keluarganya kalau gak salah jam 4 menjelang Subuh mereka pindah ke Hotel Horison. Tapi jam 7 pagi Pak Walikota dan Pak Wakil Walikota sudah keliling memantau banjir," terang Waras.

Bahkan pagi itu, sambung Waras, yang membangunkan dirinya adalah Wakil Walikota. "Intinya, bukan tidak menghargai orang, tidak mau berbuat sosial, dikejadian itu semuanya serba panik, terutama di Kemang Pratama," belanya. 

"Kan gak mungkin Mas Tri berdua-duaan sama Istri bangun tenda berdua-dua sendiri ditengah banjir. Toh nginap di Hotel Horison 400-300 ribu semalam. Jadi moment ini jangan dibesar-besarkan. Saya mengalami apa yang di alami Mas Tri. Saya tinggal ditempat yang sama jadi saya tau kronologisnya," tegas Waras.

Malam itu, lanjut Waras, semua sudah pada panik. Ada yang sibuk mindahin mobil, mindahin keluarga ketempat saudaranya, ke hotel. Jadi situasinya sudah tidak bisa berpikir wah ini merakyat wah ini enggak.

"Kita menghimbau, penanganan pasca banjir harus kongkrit. Terutama rumah-rumah, Kepala Keluarga yang berdampak, contoh Pondok Gede Permai, Jatirasa dan lainnya. Kedepan, harus ada solusi kerjasama. Semua orang tau kalau ini kiriman air dari Bogor," imbuh Waras.

Jadi, kata Waras, ketika orang disibukan dengan bersih-bersih lumpur udah salah menyalahi kan tidak bagus.

"Bahkan, Jembatan penghubung dari Jatiasih, Pekayon, mengarah Perumahan Kemang Pratama jebol akibat curah hujan yang tinggi. Untuk itu, sebagai sahabat saya mengingatkan Walikota dan Wakil Walikota mampu menyelesaikan persoalan, pertama dampak banjir kedua antisipasi banjir untuk tahun-tahun berikutnya," pungkas Mas Waras - sapaan arkabnya.