RN - David Koeswoyo membuat pernyataan yang menggegerkan publik. Ia terusik dengan adanya klaim pernikahan kedua almarhum sang ayah (Yon Koeswoyo) dengan BA, sampai membuat diri dan keluarganya mengalami penderitaan teramat sangat selama puluhan tahun.
Tindakan yang dilakoni wanita kedua Yon Koeswoyo itu, terbilang sangat licik dan menghalalkan berbagai cara. Hanya demi keinginan menguasai harta dan ambisi, ingin memperoleh pengakuan sebagai istri sah Yon Koeswoyo.
Diakui David, bungsu dari dua bersaudara ber-orang tua kandung Yon Koeswoyo dan Sutrini akrab disapa Susi, ulah wanita kedua Yon Koeswoyo itu, makin terlihat beringas setelah sang vokalis Koes Plus meninggal dunia pada 5 Januari 2018.
BERITA TERKAIT :Berbagai cara dilakukan wanita kedua Yon Koeswoyo itu, untuk menguasai harta peninggalan almarhum dari kedua anak dan istri pertama yang diperoleh sejak tahun 1990.
Sesak dada David masih terasa, setiap mengingat dan membicarakan ulah licik wanita kedua Yon Koeswoyo itu. Karena dianggapnya ulah dari sosok wanita itu, membuat Ibundanya syok sampai jatuh sakit lalu meninggal dunia.
“Padahal sengaja kita sudah sembunyikan ibu, tapi masih juga dapat diketahuinya. Tujuan kita demi menyelamatkan ibu dari gangguan orang tersebut. Sampai ada seorang wanita menemui ibu di tempat persembunyian. Setelah itu ibu saya mengalami stres. Akibat depresi membuatnya jatuh sakit dan meninggal dunia,” kenang David.
Diakui David, dirinya heran tempat persembunyian Ibu yang sudah diyakininya tidak ada yang tahu, justru begitu mudah didapat. Tindakan tegas dilakukan David pada pihak Yayasan, akan melaporkan ke polisi jika tidak berterus terang siapa wanita yang menemui almarhum Sutrini.
Dijelaskan pihak Yayasan, wanita yang datang dua kali menemui almarhumah Sutrini mengaku kenal dengan almarhum Yon8 Koeswoyo, almarhumah Sutrini dan David Koeswoyo.
“Saya tunjukkin foto inikah orangnya (BA), pihak yayasan tidak begitu persis tahu,” kenang David.
Ditegaskan David, sudah terlalu banyak tindakan keterlaluan BA. Untuk itu sudah sungguh keterlaluan. Untuk itu, David tidak ada lagi kompromi.
KUA Matraman Membantah
David menghela napas panjang. Seakan terlalu berat untuknya menceritakan kembali, perjalanan hidup almarhum Yon Koeswoyo.
“Menurut pengakuan almarhum semasa hidupnya pada saya, papa sempat digerebek orang saat bersama BA di rumah yang sekarang saya tempati bersama kakak saya.
Akibat aksi ‘gerebek’ itu, membuat hubungan yang tadinya biasa, akhirnya menjadi serius. Dan berlanjut hidup bersama.
“Kalau dikatakan menikah, keluarga tidak ada yang tahu, atau menghadiri pernikahan mereka. Selama ini, kita tahunya mereka hidup bersama”.
“Almarhumah mama saya hanya tahu mereka pacaran saja. Dan seluruh keluarga besar Yon Koeswoyo juga tidak ada yang tahu kalau mereka menikah. Silahkan di konfrontir kok di seluruh keluarga besar Yon Koeswoyo, biar tidak katanya dan katanya” ungkap David.
David heran dengan adanya buku nikah BA dan almarhum Yon Koeswoyo. Terutama kemampuannya memiliki buku nikah, terbit dari KUA Matraman Jakarta Timur.
“Sungguh lucu dan menggelikan. Dinyatakan di buku nikahnya, bahwa almarhum papa statusnya perjaka dan mahasiswa. Padahal waktu sama BA itu, papa usianya 52 tahun,” tawa David pada ‘canda’ di buku nikah versi BA.
Akhirnya dibulan Juli tahun 2018, kakak David, Garry Koeswoyo, mencari keabsahan buku nikah BA dengan membawa copy buku nikah yang ditemukan dilemari pakaian almarhum Yon Koeswoyo.
Pihak KUA Matraman menyanggah menerbitkan buku nikah tersebut, dan hasilnya tidak ada tercatat (register) nama BA dan almarhum Yon Koeswoyo.
David merasakan perubahan yang lebih miris dan tidak di sangka dari BA. Karena wanita kedua Yon Koeswoyo itu, berusaha keras menguasai harta peninggalan almarhum Yon Koeswoyo. Baik dengan cara yang licik dan keji.
“Mama saya itu statusnya masih istri almarhum lho. Dan harta yang dimiliki almarhum papa, jauh sebelum mengenal BA. Tapi dianggapnya harta peninggalan almarhum berupa tanah dan bangunan yang terletak di Jl. Salak Pondok Benda, Pamulang, Tangerang Selatan itu telah diberikan Almarhum melalui hibah. Setelah kita cek pada saat terjadi keributan tanggal 13 Juni 2024, ternyata terjadi peralihan hak sertifikat tanah berdasarkan pewarisan. Sehingga sertifikat tanah papa saya berubah nama menjadi nama wanita keduanya itu, beserta 2 orang anaknya. Bahkan sampai ada usaha dari BA untuk mengeksekusi tanah dan bagunan secara ilegal. Kalau sudah begitu, lha saya sama kakak saya ini dianggap apa ?” ujar David.
David baru tahu perubahan sertifikat menjadi nama BA, setelah orang suruhan BA yg berinisial HA, mantan pegawai kelurahan setempat menemui dirinya dan Garry (anak tertua/kakak David). Dari ucapan HA terungkap keinginan BA yang disampaikan oleh HA untuk menjual rumah almarhum Yon Koeswoyo dan dibagi dua dengan BA.
David dan Gerry tidak setuju. Berbagai alasan dari HA tidak membuatnya mau kompromi. Penolakan ini bukan tidak beralasan, mengingat sudah begitu banyak perbuatan jahat yang dilakukan BA terhadap almarhum dan keluarganya.