Soal Walikota Bekasi ke Jepang, Ini Penegasan Ahmad Ghozali

RADAR NONSTOP - Menyikapi kepergian Walikota Bekasi, Rahmat Effendi ke negara Tokyo, Jepang, sejumlah stake holder Kota Bekasi merasa prihatin.

Seperti disampaikan Ketua Investigasi LSM Lembaga Kajian Kebijakan Daerah (LK2D), Ahmad Ghozali. Ia menegaskan, kalau perlu dorong terus Walikota untuk jalan-jalan ke luar negeri biar tambah defisit anggaran Kota Bekasi

"Pepen itu dzolim. Seharusnya, terkait defisitnya anggaran Kota Bekasi, Walikota tidak sepantasnya jalan-jalan ke luar negeri. Apakah hal itu menjadi prioritas dibandingkan menangani perkembangan perekonomian di Kota Bekasi. Seperti dalam rangka melakukan penanganan dugaan hutang piutang kepada pihak ke tiga (pengembang/pemborong). Bahkan terkait tunjangan para pegawai," papar Ghozali kepada RADAR NONSTOP, Jumat (8/2).

Menyikapi piutang di tahun 2018, Ghozali menyatakan, Pemkot Bekasi tidak akan mampu membayar anggaran di tahun 2019 ini.

"Saat ini, para pihak ke tiga yang sebagian belum dibayar, belum lagi tunjangan para karyawan Pemkot. Jadi tidak mungkin anggaran tahun 2019 dapat menyelesaikan defisit Kota Bekasi karena sudah tersusun sedemikian rupa perencanaannya," cetus Ghozali.

Ketika dikonfirmasi, Kasubag Humas Pemkot Bekasi, Sayekti Rubiah mengatakan, kalau keberangkatan Walikota ke Tokyo, Jepang beserta beberapa jajaran SKPD dijadwalkan dari tanggal 6 -11 Februari 2019.

"Keberangkatan Bapak Walikota Bekasi, Rahmat Effendi dalam rangka melakukan survey verifikasi kepada sektor swasta mengenai teknologi dalam proyek sistem perbaikan dan Water Effvient di Tokyo, Jepang," paparnya.

Sedangkan pendamping yang mengikuti kegiatan kunjungan kerja, kata dia, Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kota Bekasi, Bagian Aset Setda Kota Bekasi dan beberapa Kepala wilayah di Kota Bekasi.