Berita Indonesia terkini politik, ekonomi, megapolitan , Politik, senayan, nasional balaikota, olahraga, lifestyle dan hiburan ditulis lengkap dan mendalam - Radarnonstop.co

Hidup Mati Kader Banteng Untuk Megawati

RN/NS | Minggu, 22 Desember 2024
Hidup Mati Kader Banteng Untuk Megawati
Spanduk dan baliho mencibir Megawati di Jakarta.
-

RN - Ocehan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri soal ada yang akan mengoyak partai berlambang banteng ada benarnya. Saat ini beredar, spanduk mencibir Megawati. 

Bahkan ada spanduk bertuliskan Megawati bukan ketua umum sah. Ancaman itu membuat kader Banteng merapatkan barisan. 

Di PDIP tidak ada yang berani melawan keputusan Megawati. Bahkan, kader yang kecewa dengan Megawati lalu membentuk partai juga banyak yang gagal. 

BERITA TERKAIT :
PPN 12 Persen Usulan PDIP Saat Masih Mesra Dengan Jokowi, Prabowo Cuma Cuci Piring

Situasi internal memanas pasca PDIP memecat keluarga Jokowi sebagai kader. Jokowi, Gibran dan Bobby Nasution sudah dipecat secara resmi. 

Sementara PDIP meminta polisi proaktif mengusut dalang di balik pembuatan spanduk tersebut.

Ketua DPP PDIP Deddy Sitorus menduga adanya upaya secara sistematis yang digerakkan untuk mendiskreditkan PDI Perjuangan.

"Menurut kami, sesuatu yang bersifat anomali. Di mana di berbagai tempat kita melihat bertebarannya sepanduk-sepanduk yang menyerang kehormatan dan kewibawaan partai, khususnya mempertanyakan tentang legalitas dari DPP PDI Perjuangan," kata Deddy dalam jumpa pers di kantor DPP Perjuangan, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (19/12/2024).

"Termasuk penambahan personelnya yang menjelang Kongres ini kami melihat mengamati ada upaya sistematis untuk menyerang PDI Perjuangan," lanjutnya.

Dedy menyebutkan spanduk bermuatan negatif itu dipasang di sejumlah jalan Jakarta yang dinilainya merupakan tempat-tempat strategis. Karena itu, dia menduga hal itu dipasang oleh pihak-pihak yang memiliki kekuatan terorganisasi.

"Kami melihat banyak spanduk itu dipasang di daerah-daerah strategis, bahkan ring dua, seperti Kuningan, Rasuna Said, dan sebagainya, yang tidak mungkin dilakukan masyarakat biasa," ucapnya.

Oleh karena itu, dia meminta kepolisian mengusut hal itu. Menurut dia, wewenang yang dimiliki aparat penegak hukum dapat lebih mudah mengungkapnya.

"Sekali lagi kami berharap kepolisian Republik Indonesia betul-betul profesional dan presisi menjadi harapan kita agar situasi tidak menjadi lebih memburuk dengan pembiaran-pembiaran atau langkah-langkah yang tidak profesional maupun presisi," imbuh Dedy.

Di sisi lain, Ketua DPP PDIP Bidang Reformasi Sistem Hukum Nasional Ronny Talapessy menyoroti waktu munculnya spanduk bermuatan negatif tersebut. Menurut dia, hal itu merupakan upaya untuk mengacak-acak PDIP jelang dilaksanakannya kongres partai.

"Dengan beredarnya baliho dan spanduk yang sifatnya menghasut telah menciptakan kondisi siaga-1 di internal PDI Perjuangan untuk memberikan reaksi terhadap adanya upaya 'mengawut-awut' PDI Perjuangan menjelang Kongres PDI Perjuangan," imbuh Ronny.

Seperti diberitakan, PDIP sudah mengeluarkan surat keputusan terkait pemecatan Joko Widodo (Jokowi), Gibran Rakabuming Raka, Bobby Nasution, dan 27 kader lainnya dari partai. Mereka bukan lagi kader PDIP.

Keputusan itu dibacakan oleh Ketua Bidang Kehormatan DPP PDIP Komarudin Watubun. Pemecatan Jokowi disampaikan berdasarkan Surat Keputusan nomor 1649/KPTS/DPP/XII/2024.

"Saya mendapat perintah langsung dari Ketua Umum PDIP untuk mengumumkan secara resmi, sesuai anggaran dasar dan anggaran rumah tangga partai di depan seluruh jajaran Ketua DPD Partai se-Indonesia. DPP Partai akan mengumumkan surat keputusan pemecatan terhadap saudara Joko Widodo, Saudara Gibran Rakabuming Raka, dan Saudara Bobby Nasution serta 27 anggota lain yang kena pemecatan," kata Komarudin, Senin (16/12/2024).