Berita Indonesia terkini politik, ekonomi, megapolitan , Politik, senayan, nasional balaikota, olahraga, lifestyle dan hiburan ditulis lengkap dan mendalam - Radarnonstop.co
Ini Intruksi Anies

DBD Merajalela, RSUD Jangan Alasan Kamar Penuh Ya

NS/RN | Rabu, 30 Januari 2019
DBD Merajalela, RSUD Jangan Alasan Kamar Penuh Ya
-

RADAR NONSTOP - Andi (45) warga Kebon Jeruk, Jakbar hanya bisa meneteskan air mata ketika musim hujan datang. Bapak dua anak ini teringat nasib anaknya yang wafat akibat gigitan nyamuk.

"Dua tahun lalu (2017) anak saya wafat akibat DBD. Saya ke RSUD katanya kamar penuh. Anak saya tidak diapa-apain lalu wafat. Lalu kata pihak RSUD saya telat bawa anak saya ke RS," ungkapnya kepada wartawan, Rabu (30/1).

Kini Demam Berdarah Dengue (DBD) kembali merebak. Gigitan nyamuk yang selalu datang saat musim hujan itu mulai menyarang warga Jakarta.

BERITA TERKAIT :
Curhat RSUD, Akitivis 98: Walikota Jakut dan DPRD Denger Tuh Jangan Cuma Mau Suaranya Doang
Puluhan Tahun Ganti Walikota dan Gubernur DKI, Warga Penjaringan Curhat Gak Punya RSUD

Tapi kali ini Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan telah memerintahkan Dinas Kesehatan memastikan korban nyamuk DBD memperoleh pelayanan terbaik. Anies juga memerintahkan agar pemberantasan dan pencegahan DBD melibatkan warga.

Anies kembali meminta Dinas Kesehatan berkordinasi dengan Dinas Pendidikan agar melakukan pencegahan di lingkungan sekolah di lima wilayah.

Sesuai data pada Dinas Kesehatan, dalam sepekan ini sudah terdapat sekitar 502 kasus. Hingga 22 Januari lalu, baru sekitar 111 warga yang terjangkit DBD. Dengan peningkatan itu, pemprov DKI Jakarta masuk dalam fase waspada Kejadian Luar Biasa (KLB).

"Semoga Pak Anies bisa berlaku tegas kepada RSUD. Karena kalau kita bawa ke RSUD sering alasan kamar penuh," terang Andi.

Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti mengatakan, sudah 613 kasus DBD yaang terjadi di lima wilayah.

Sepekan belakangan jumlah kasus DBD terus meningkat hingga lima kali lipat. Sebelumnya, pada 20 Januari 2019, jumlah kejadian DBD baru tercatat 111 kasus. Saat ini jumlah DBD sudah mencapai 613 kasus.

Widyastuti merinci, kasus DBD paling menonjol terjadi di Jakarta Selatan, Jakarta Timur, dan Jakarta Barat. Sedikitnya ada lima kecamatan dengan tingkat kejadian (incidence rate/IR) tertinggi di Jakarta Barat, Jakarta Selatan, dan Jakarta Timur. Widyastuti menduga lima kecamatan di tiga wilayah kota itu banyak lahan kosong yang menjadi sarang nyamuk demam berdarah aedes aegypti.

Kecamatan Jagakarsa tercatat sebagai wilayah dengan kejadian tertinggi dengan 19,27 IR, disusul Kalideres (16,94 IR), Kebayoran Baru (16,54 IR), Pasar Rebo (13,93 IR), dan Cipayung (13,57 IR). IR adalah perhitungan kejadian per 100.000 penduduk yang digunakan untuk mengukur proporsi kejadian DBD. Semakin tinggi angka IR maka semakin tinggi kejadiannya.

 

#DBD   #RSUD   #Kamar