Berita Indonesia terkini politik, ekonomi, megapolitan , Politik, senayan, nasional balaikota, olahraga, lifestyle dan hiburan ditulis lengkap dan mendalam - Radarnonstop.co
Geruduk Kantor Camat Talun

Warga Tiga Desa, Tolak Dibangunnya SMPIT Ibnu Abbas di Cirebon Girang

DIN/BUD | Rabu, 23 Januari 2019
Warga Tiga Desa, Tolak Dibangunnya SMPIT Ibnu Abbas di Cirebon Girang
-

RADAR NONSTOP - Sejumlah warga, tokoh masyarakat dan alim ulama yang berasal dari tiga desa menggeruduk Kantor Kecamatan Talun, Kabupaten Cirebon Rabu (23/1).

Kedatangan mereka untuk bertemu
Camat Talun, H Tarsadi. Warga tiga desa di Kecamatan Talun itu menolak pembangunan SMP IT Ibnu Abbas yang berada di Desa Cirebon Girang.

Menurut Camat Talun, pihaknya berterimakasih, kepada sejumlah pihak, termasuk Babinsa dan Kapolsek Talun, karena masalah ini masih bisa diredam dengan baik dan tidak ada gejolak yang dapat mengganggu stabilitas kenyamanan di masyarakat.

Berbeda dengan H Sofyan, dari Desa Sampiran, tokoh masyarakat yang mewakili Desa Sampiran, Kecamatan Talun ini menegaskan jika masalah ini harus segera diselesaikan secepatnya agar tidak meluas kemana-mana.

Sebab katanya, keberadaan SMP IT Ibnu Abbas sudah melanggar kesepakatan pada 11 Desember 2018 lalu, di mana sudah di sepakati oleh kedua belah pihak untuk tetap menjaga kondusifitas dan pihaknya selalu berkoordinasi dengan pihak Polsek Talun.

Pelanggarannya adalah membangun tanpa koordinasi dengan Forum Komunikasi Pimpinan Kecamatan (Forkompimcam), dan pembangunan tersebut hanya sebatas keinginan para wali murid.

"Pernah saat ditanya, kenapa cara ini yang dilakukan (penandatangan wali murid) dan dijawab pihak Ibnu Abbas, hanya sebagai bentuk formalitas saja. Ini tentu sangat menyalahi dan seharusnya caranya tidak demikian, karena disini ada Islam Terpadu atau juga Forkompimcan," tegas H Sofyan.

Hal senada juga disampaikan tokoh masyarakat Desa Cirebon Girang, Ustadz Rosyidin. Di hadapan Kapolsek, Babinsa, Asda, Camat dan para tokoh lainnya, dirinya menjelaskan tentang penolakan tersebut.

Bagi Rosyidin, dirinya dan para tokoh lainnya tidak mempersoalkan tentang perbedaan, tetapi masalah yang intinya adalah soal paham yang menolak tradisi atau kearifan lokal yang sudah ada di masyarakat di wilayah Kecamatan Talun.

"Saya tidak menolak perbedaan paham, tetapi kita semua akan menolak pembangunan SMP IT Ibnu Abbas ini karena cara-cara yang ditempuh sudah melanggar kesepakatan dan tidak menghormati kearifan lokal yang ada di masyarakat," tandasnya.*

BERITA TERKAIT :