RN - Kai Havertz dinilai terganggu secara psikis di Arsenal. Ekspresimen Mikel Arteta dituding jadi pemicunya.
Havertz bermain saat Arsenal dikalahkan Liverpool 0-2 di babak ketiga Piala FA, Minggu (7/1/2024). Pesepakbola asal Jerman itu diturunkan sebagai ujung tombak tim.
Untuk kali pertama musim ini, Havertz bermain sebagai striker tengah buat Arsenal. Hasilnya, pemain yang dibeli dari Chelsea itu kesulitan di depan.
Meski punya beberapa peluang, Havertz nyatanya tak mampu menjebol gawang Alisson Becker. Pengamat Chris Sutton menilai, pesepakbola berusia 24 tahun itu sedikit terbebani.
"Mereka tidak memiliki nomor sembilan yang dapat dikenali. Jika saya jadi Eddie Nketiah, saya akan bertanya bagaimana bisa saya duduk di bangku cadangan dan mungkin tidak memiliki masa depan di Arsenal jika saya memulai sebagai striker sentral," kata Chris Sutton, dalam podcast Daily Mail.
"Tapi menurut saya, Mikel Arteta memilih Kai Havertz sebagai striker sentral atau false nine tidak memberikan manfaat apa pun bagi Arsenal. Menurut saya, dia juga tidak memberikan manfaat apa pun untuk Kai Havertz."
"Saya pikir secara psikologis, ketika dia tahu harus bermain sebagai penyerang tengah, dia terlihat seperti terbelenggu. Sepertinya jerseynya jadi berat untuknya. Dia tampak ragu-ragu dan menunda-nunda, seperti yang dia lakukan pada beberapa kesempatan di babak pertama," imbuh mantan pemain dan pelatih di Inggris itu.
Sepanjang musim ini, Kai Havertz sudah bermain 29 kali buat Arsenal di berbagai kompetisi. Sudah lima gol dan satu assist disumbang mantan penggawa Bayer Leverkusen tersebut.