RN - Komunikolog Politik & Hukum Nasional KRT. Tamil Selvan menyoroti peristiwa bergesernya dua perwira menengah di Polda Kaltara, yaitu pencopotan Kombes Teguh Triwantoro dari jabatannya sebagai Kabid Propam dan pengunduran diri Kombes Hendy Kurniawan dari jabatan Dirkrimsus Polda Kaltara.
"Sampai dua pamen geser dari jabatannya, saya menduga ada suatu peristiwa hukum yang extraordinary terjadi di Kaltara. Maka saya mendorong Kapolri untuk atensi penuh, jangan sampai 'lingkaran setan' mengorbankan anak buah yang bekerja dengan sungguh-sungguh", ungkap Kang Tamil kepada wartawan di Jakarta, Selasa (18/4).
Secara gesture komunikasi, pakar ini menilai bahwa narasi yang disampaikan Kombes Teguh dan Kombes Hendy dalam pernyataannya merupakan suatu kesungguhan yang berbeda dengan narasi para oknum politisi yang selalu berkelit untuk mengaburkan opini publik.
BERITA TERKAIT :"Narasi Kombes Teguh yang menyatakan bahwa 'saya macan yang tidak akan makan rumput walau ada di kandang kambing' dan pernyataan Kombes Hendy bahwa 'saya tidak transaksional', saya kira itu bukan diksi yang main-main, artinya mereka siap untuk masalah ini dibongkar sedalam-dalamnya dan mereka berani memastikan dirinya tidak bersalah," ungkap Dosen Universitas Dian Nusantara ini.
Terkait adanya isu bahwa adanya barang bukti BBM Ilegal yang hilang, Kang Tamil mengatakan bahwa dalam hukum tidak boleh ada narasi dugaan, semua harus dibarengi alat bukti. Maka dirinya mendorong agar kasus ini di telusuri lebih dalam, karena dirinya meyakini ada premis-premis hukum yang masih belum terkuak.
"Hipotesa saya Kombes Teguh dan Kombes Hendy ini bicara jujur, saya yakin itu, dan ini menjadi titik balik bagi Polri apakah benar Polri bekerja sepenuhnya untuk rakyat, atau justru oknum-oknum tertentu lebih berkuasa. Maka saya dorong agar Mabes Polri dapat menyelidiki semua fakta-fakta hukum yang ada dengan transparan, dan saya yakin ada premis hukum besar dibalik ini semua," tuturnya