RN - Warga meminta Pemprov DKI Jakarta tidak lelet. Sebab, belajar dari banjir, penanganan pemmprov sangat lamban.
Zul, warga Mampang Prapatan, Jakarta Selatan (Jaksel) mengaku, miris mendengar adanya info kalau daerahnya rawan longsor. Kata dia, banjir dan macet saja makin parah.
"Harus cepat, bagusnya sebelum longsor sudah melakukan tindakan pencegahan," tegas pria dua anak ini pada Kamis (2/3).
BERITA TERKAIT :Di Jaksel kawasan rawan longsor atatu ambles meliputi wilayah Kecamatan Cilandak, Jagakarsa, Kebayoran Baru, Kebayoran Lama, Mampang Prapatan, Pancoran, Pasar Minggu, dan Pesanggrahan.
Lalu di Jakarta Timur (Jaktim) daerah rawan longsor meliputi Kramat Jati, dan Pasar Rebo. "Kami berharap ada pergantian perbaikan jika rumah kena longsor," tegas Sodik warga Pasar Rebo.
Data rawan longsor diungkap Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) yang menyebutkan ada 10 kawasan DKI rawan longsor.
Sementara BPBD DKI Jakarta menyebut kalau kawasan tersebut masuk zona menengah.
"Prakiraan wilayah potensi terjadi gerakan tanah disusun berdasarkan hasil tumpang susun (overlay) antara peta zona kerentanan gerakan tanah dengan peta prakiraan curah hujan bulanan yang diperoleh dari BMKG," tulis akun Instagram @bpbddkijakarta seperti dilihat pada Kamis (2/3/2023).
Sebagai informasi, zona menengah dapat terjadi gerakan tanah jika curah hujan di atas normal, terutama pada daerah yang berbatasan dengan lembah sungai, gawir, tebing jalan. Sementara untuk zona tinggi dapat terjadi gerakan tanah lama.
"Untuk itu, kepada lurah, camat, dan masyarakat diimbau untuk tetap mengantisipasi adanya potensi gerakan tanah pada saat curah hujan di atas normal," lanjutnya.