Berita Indonesia terkini politik, ekonomi, megapolitan , Politik, senayan, nasional balaikota, olahraga, lifestyle dan hiburan ditulis lengkap dan mendalam - Radarnonstop.co

Usir Benzema di Piala Dunia, Deschamps Dicap Arogan

ERY | Rabu, 28 Desember 2022
Usir Benzema di Piala Dunia, Deschamps Dicap Arogan
Didier Deschamps dan Karim Benzema - Net
-

RN – Agen Karim Benzema, Karim Djaziri mempertanyakan keputusan pelatih Timnas Prancis Didier Deschamps yang dianggap seolah-olah mengusir sang klien dari Piala Dunia 2022.

Djaziri mengatakan, dirinya sudah mengonfirmasi kepada tim medis yang menangani cedera Benzema. Berdasarkan keterangan medis, Benzema disebut sudah bisa merumput pada babak 16 besar pesta sepak bola dunia empat tahunan tersebut.

"Saya sudah berkonsultasi dengan tiga spesialis yang mengonfirmasi diagnosis bahwa Benzema bisa saja bermain di babak 16 besar, setidaknya berada di bangku cadangan," kata Djaziri di Twitter.

BERITA TERKAIT :
Jose Mourinho Kena 3 Hukuman Sekaligus
Paul Pogba Belajar Bahasa Indonesia

"Kenapa dia menyuruhnya pergi lebih cepat?" sambungnya.

Benzema sempat diperkirakan bakal pulih dalam tiga pekan sejak diberitakan cedera pada 19 November. Itu artinya striker 34 tahun tersebut bisa berlaga pada fase knockout Piala Dunia 2022.

Namun Prancis sama sekali tidak menurunkan Benzema dari awal turnamen hingga partai final. Benzema pun memutuskan tak berangkat ke Qatar kendati mendapat ajakan dari Presiden Prancis Emmanuel Macron jelang laga final.

Sebelum ajakan tersebut, Deschamps tak menjawab pertanyaan jurnalis mengenai kemungkinan Benzema kembali ke Qatar. Selepas Piala Dunia 2022, Benzema kemudian mengumumkan pensiun dari skuad Tim Ayam Jantan.

Prancis yang hampir berhasil mempertahankan gelar juara harus tumbang di tangan Timnas Argentina di laga final. Les Bleus menyerah di babak adu penalti.

Hasil itu membuat Prancis gagal meneruskan langkah Italia dan Brasil yang mampu menyabet dua gelar Piala Dunia beruntun. Italia menjadi negara pertama yang meraih prestasi itu pada 1934 dan 1938, kemudian Brasil pada 1958 dan 1962.