RN - Polwan cantik AKP Rita Yuliana tengah jadi buruan publik. Mantan Kasat Lantas Polres Lombok Timur itu diperbincangkan warganet usai ramai kasus polisi saling dor di kediaman dinas Kadiv Propam Polri nonaktif, Irjen Ferdy Sambo.
Banyak yang menafsikan Rita Yuliana memiliki hubungan tertentu dengan sang jenderal. Bahkan, nama polwan cantik itu sempat trending di pencarian Google.
Sampai-sampai muncul isu liar yang menyebut Rita keluar dari kepolisian. Namun sudah dibantah Polda Metro Jaya, tempatnya berdinas kini.
BERITA TERKAIT :Rita Yuliana sempat viral karena ucapan Hari Raya Imlek dengan bahasa Mandarin yang fasih. Saat itu Rita Yuliana masih berpangkat Iptu.
Siapakan sosok sebenarnya AKPB Rita Yuliana?
AKP Rita Yuliana diketahui kelahiran Selong, Lombok Timur, 1 Juli 1992. Dia anak bungsu dari empat bersaudara. Ayahnya seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Kantor Kecamatan.
Selain pernah menjabat Kasat Lantas Polres Lombok Timur, Rita juga pernah menjabat di Subdit IV Ditreskrimum Polda NTB.
Saat bertugas di Subdit IV Ditreskrimum, dia berhasil mengungkap kasus striptis Metzo di kawasan pariwisata Senggigi.
Melalui Surat Telegram Kapolri dengan Nomor: ST/2604/XII/KEP.2021 yang dikeluarkan pada 24 Desember 2021 lalu, AKP Rita dipindahtugaskan ke Polda Metro Jaya. Polwan cantik ini terhitung menjadi anak buah Irjen Fadil Imran sejak Januari 2022.
Dikutip dari kanal YouTube Opsi NTB Channel, Rita awalnya tidak bercita-cita menjadi polisi melainkan sebagai dokter. Namun, dia mengurungkan impiannya lantaran orang tuanya sebentar lagi hendak memasuki masa pensiun.
Ketika duduk di bangku kelas 3 SMA, dia terpikirkan untuk menjadi polisi. Akhirnya dia mendaftar seleksi bintara polisi ke Polres Lombok Timur. Sayangnya, dia tidak bisa mendaftar karena belum lulus SMA.
Kemudian, dia mencoba peruntungan dengan mendaftar sebagai pramugari. Rita berhasil terpilih. Namun, orang tuanya tidak mendukung karena harus membayar uang sebesar Rp20 juta.
Setelah itu, dia mendaftar Akpol bersamaan dengan seleksi IPDN. Rita pun diterima di Akpol pada tahun 2010. Setelah menjalani masa pendidikan S1 STIK PTIK, Rita mengawali tugasnya dengan berdinas di Polda DIY. Dia bertugas pada bagian Sentra Pelayanan Kepolisian (SPK) di Gunungkidul.
Selanjutnya, Rita mengikuti pendidikan ke Beijing pada 2018. Ia menjadi satu-satunya perwakilan Polri yang mendapatkan Beasiswa International Law Enforcement Liaison Officer Program di Beijing Foreign Studies University (BFSU) Beijing, Tiongkok.
Program itu merupakan spesialis bahasa mandarin yang diikuti oleh 33 negara dari tiga benua yakni Eropa, Asia serta Afrika. Rita juga sempat menorehkan prestasi dengan meraih Hanyu Shuiping Kaoshi (HSK), yakni ujian standarisasi kemahiran berbahasa mandarin bagi penutur asing yang hanya ditargetkan mencapai HSK level 3, tetapi tanpa diduga Rita justru mendapatkan HSK level 4.