RN - Dunia internasional sedang menghadapi tantangan perubahan iklim, seperti krisis air bersih dan pangan.
Diperkirakan kebutuhan air global terus meningkat, bahkan mencapai 55 persen sampai tahun 2050.
Menurut World Health Organisation (WHO), ketersediaan air bersih dan sanitasi yang aman sangat menentukan kualitas hidup dan kehidupan manusia.
BERITA TERKAIT :Direktur Utama PT Krakatau Tirta Industri (KTI), Alugoro Mulyowahyudi menyampaikan kebutuhan konsumsi air bersih terus meningkat tidak sebanding dengan kesediaan air bersih yang terus menipis. Hal ini menjadi tantangan yang sedang dihadapi bukan hanya di Indonesia, namun menjadi permasalahan global.
Banyak faktor yang menyebabkan krisis air bersih, salah satunya akibat terdegradasinya kualitas lingkungan sehingga menurunkan daya dukung lingkungan.
"PT KTI dengan misinya menyediakan air dan solusinya bagi industri dan masyarakat dengan mengutamakan keharmonisan lingkungan, paham betul akan pentingnya daya dukung lingkungan untuk menjaga ketersediaan air bersih bagi kehidupan. Hal tersebut diwujudkan dengan berbagai program penyelamatan lingkungan yang dilakukan KTI sehingga berhasil mengantarkan PT KTI mendapatkan penghargaan Kalpataru di tahun 2013," ujar Alugoro melalui siaran pers.
Lebih lanjut, Alugoro menambahkan, selain upaya menjaga lingkungan, inovasi teknologi pengolahan air juga memegang peranan penting dalam penyediaan air bagi kehidupan.
"Dengan segala sumber daya yang dimiliki KTI saat ini kami optimis KTI dapat melaksanakannya. KTI terus mengembangkan kompetensinya terutama untuk diversifikasi produk/layanan yang dapat diberikan pada pelanggan," tutur Alugoro.
Alugoro mengungkapkan bahwa kini KTI Group bukan saja ahli dalam bidang penyediaan air bersih, namun juga telah merambah pada lini bisnis lain di antaranya operation dan maintenance (O&M), pengolahan special water untuk kebutuhan industri, serta bisnis Engineering, Procurement, dan Construction (EPC) pada sektor industri penyediaan air.
Terbaru, KTI akan segera memiliki fasilitas pengolahan air demineralisasi dan desalinasi (SWRO) di luar Kota Cilegon.